Tidak jelas apakah Moskow bermaksud memboikot KTT itu atau hanya sekedar menunjukkan rasa tidak senang sementara, terhadap kecaman keras Washington atas peran Moskow dalam kerusuhan di Ukraina dan prakarsa AS dalam melahirkan sanksi-sanksi negara-negara Barat sebagai tanggapannya.
KTT 2016 dirancang sebagai yang terakhir dari empat pertemuan seperti itu yang diorganisasikan pemerintahan Obama, dengan tujuan mengontrol bahan nuklir di berbagai penjuru dunia.
Diplomat tertinggi Rusia di Amerika, Duta Besar Sergei Kislyak, mengatakan, Kamis (6/11), Moskow tidak melihat nilai yang memadai dari pertemuan itu – dimana yang pertama berlangsung tidak lama setelah Barack Obama mulai menjabat presiden pada 2009.
Kislyak juga mengatakan kepada sebuah kelompok kecil wartawan di Washington bahwa ia kecewa dengan hubungan Amerika-Rusia. The Washington Post mengutip ia juga mengungkapkan ketidaksenangan atas bagaimana media Amerika menjelek-jelekan Presiden Vladimir Putin.
Dengan Rusia sebagai pemain global kunci dan salah satu dari lima negara nuklir dunia yang diakui secara resmi, masukan dari negara itu penting dalam menentukan sebuah agenda.
Presiden AS Barack Obama telah mengupayakan serangkaian pertemuan puncak pada tahun 2010 yang ditujukan untuk mencegah teroris memperoleh bahan senjata nuklir.
Sejak itu, jumlah negara yang mempunyai cukup bahan untuk membuat senjata nuklir telah berkurang dari 39 menjadi 25. Dalam KTT tahun ini di Den Haag, 35 negara berjanji akan memadu pedoman internasional keamanan nuklir ke dalam undang-undang nasional mereka.
Patrick Ventrell, juru bicara Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih, menyesalkan keputusan Rusia untuk tidak menghadiri pertemuan puncak itu.