Rusia dukung pemilu kontroversial yang diadakan oleh kelompok separatis di Ukraina timur, memicu ketegangan diplomatik baru di kalangan negara-negara Barat. Kementerian Luar Negeri Ukraina, hari Senin (3/11), mengatakan, pemilu di Donetsk dan Luhansk memberi wewenang kepada wakil-wakil terpilih untuk memulihkan stabilitas di kawasan, yang digoyahkan oleh pemberontakan separatis bersenjata.
Rencana pemilu hari Minggu itu telah dikecam tajam oleh Uni Eropa dan AS, yang menegaskan bahwa hal itu melanggar undang-undang Ukraina dan merongrong persetujuan gencatan senjata yang dicapai September lalu.
Dalam pemungutan suara itu, warga Donetsk dan Luhansk memilih anggota badan legislatif dan eksekutif. Hasil pemilu yang diumumkan Senin itu menunjukkan Alexander Zakharchenko, pemimpin pemberontak di Donetsk, mengklaim sebuah kemenangan mudah.
Meskipun ada persetujuan gencatan senjata, pertempuran terus berkobar setiap hari antara tentara pemerintah dan pasukan pemberontak di daerah-daerah Donetsk dan Luhansk.