Rusia dan Tiongkok Veto Resolusi PBB atas Suriah

Veto Rusia dan Tiongkok terhadap resolusi DK PBB atas Suriah memicu kemarahan AS dan Eropa (foto:dok).

Veto Rusia dan Tiongkok terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB atas Suriah itu memicu kemarahan Amerika dan Eropa.

Rusia dan Tiongkok memveto resolusi Dewan Keamanan PBB berisi referensi kemungkinan sanksi terhadap Suriah jika pemimpin negara itu terus menumpas aksi-aksi protes oposisi. Veto itu memicu kemarahan Amerika dan Eropa.

Dutabesar Amerika Susan Rice mengatakan rancangan yang ditulis Perancis, Inggris, Jerman dan Portugal itu ditentang negara-negara yang "lebih senang menjual senjata kepada rezim Suriah." Ia menambahkan, Amerika "marah" atas veto itu, sementara utusan Perancis dengan tegas menyatakan veto itu "tidak akan menghentikan kami.

Rice dan delegasi Amerika keluar dari ruang Dewan itu ketika wakil Suriah melancarkan kecaman pahit kepada negara-negara yang mengupayakan tindakan menentang Presiden Bashar al-Assad.

Utusan Rusia di PBB mengatakan Moskow menentang sanksi-sanksi, terutama karena banyak rakyat Suriah yang tidak mendukung gerakan anti-pemerintah. Menurutnya, apa yang ia sebut pendekatan konfrontatif Eropa, itu "bertentangan dengan penyelesaian damai krisis."

Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rancangan itu akan menekan Suriah dan tidak akan membantu meredakan situasi di negara itu.

Empat negara Eropa yang menulis resolusi itu telah tiga kali merevisi rancangan tersebut guna menghindari veto. Upaya itu mendapat sembilan suara setuju dan empat abstain dari Lebanon, Afrika Selatan, Brazil dan India.

Usul itu menuntut segera diakhirinya semua pertumpahan darah di Suriah dan mengimbau proses politik baru dalam lingkungan yang "bebas dari kekerasan, intimidasi, rasa takut, dan ekstremisme." Ancaman eksplisit sanksi diganti dengan bahasa yang hanya membahas kemungkinan pertimbangan mereka.