Rusia memulai hari terakhir pemilihan presiden pada Minggu (17/3). Namun, gelaran tersebut dibayangi dengan tuduhan Moskow terhadap Ukraina yang diduga menggunakan serangan udara untuk mencoba menyabotase pemilu yang diperkirakan akan mempertahankan kekuasaan Presiden Vladimir Putin selama enam tahun lagi.
Lebih dari separuh pemilih Rusia pergi ke tempat pemungutan suara pada dua hari pertama dari tiga hari pemilu, menurut para pejabat. Hari terakhir ini akan menguji kekuatan oposisi di negara tersebut, yang meminta semua pendukungnya untuk memberikan suara pada waktu yang sama pada siang hari, dalam sebuah aksi yang diberi nama “Siang Melawan Putin.”
Protes sporadis telah mulai muncul dalam pemilihan ini, tetapi perkembangan terbaru dalam perang dengan Ukraina telah memberikan pengaruh yang lebih besar pada pemungutan suara hingga saat ini. Pada Jumat (15/3), Putin menuduh Kyiv berusaha mengganggu pemilihan dengan meningkatkan serangan drone dan misil di dalam wilayah Rusia serta di wilayah yang dikuasai oleh Moskow di Ukraina. Dia juga bertekad akan menghukum Ukraina.
Pejabat setempat Rusia mengatakan pada Minggu (17/3) pagi bahwa pasukan Kyiv terus melakukan serangan di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tidak membahas laporan serangan tersebut dalam video pidato malam pada Sabtu (16). Namun ia berterima kasih kepada pasukan militer dan intelijennya "atas kemampuan baru Ukraina dalam jangka panjang."
Kyiv menganggap pemilu yang berlangsung di wilayah yang dikuasai Rusia itu ilegal dan tidak sah. Analis militer melihat serangan harian yang dilakukan Kyiv yang terutama menargetkan energi dan infrastruktur penting lainnya sebagai upaya untuk menggoyahkan rasa stabilitas Rusia dan melemahkan upaya perang Moskow.
‘Siang Melawan Putin’
Perang Ukraina menjadi konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Tak satu pun dari tiga kandidat lain dalam pilpres tersebut memberikan tantangan yang kredibel terhadap Putin, 71 tahun, yang mendominasi politik Rusia.
Namun, para pendukung lawan utama Putin, yaitu mendiang Alexey Navalny yang meninggal secara tiba-tiba di koloni hukuman Arktik pada bulan Februari, mengajak orang-orang di seluruh Rusia untuk memberikan suara pada waktu yang sama, pukul 12.00 waktu setempat pada Minggu, serentak pada 11 zona waktu negara tersebut.
BACA JUGA: 'Siang Melawan Putin': Oposisi Desak Rusia Penuhi 'Mimpi Terakhir' NavalnyAksi "Noon Against Putin", yang didukung oleh Yulia Navalnaya, istri mendiang Navalny, disajikan sebagai cara bagi orang-orang untuk mengekspresikan ketidaksetujuan tanpa risiko penangkapan, karena mereka akan antre untuk memberikan suara secara legal. Kremlin memperingatkan warga untuk tidak mengikuti aksi yang dianggap ilegal itu.
Lebih dari 114 juta warga Rusia berhak memilih, termasuk wilayah yang disebut Moskow sebagai “wilayah"baru"—empat wilayah di Ukraina yang hanya dikuasai sebagian oleh pasukannya, tetapi diklaim sebagai bagian dari Rusia.
Komite Pemilihan Umum Pusat Rusia mengatakan bahwa lebih dari 63 juta pemilih telah memberikan hak suara pada Sabtu malam. [ah/ft]