Pihak berwenang Rusia, Jumat (13/10), menggeledah rumah tiga pengacara yang mewakili pemimpin oposisi Alexei Navalny yang dipenjara, kata sejumlah sekutu politisi tersebut.
Tindakan terhadap pengacaranya adalah upaya untuk “mengisolasi Navalny sepenuhnya,” kata saah seorang sekutunya, Ivan Zhdanov, di media sosial. Navalny telah berada di balik jeruji besi sejak Januari 2021, menjalani hukuman penjara 19 tahun, namun mampu menyampaikan pesan secara rutin dan mengikuti perkembangan berita.
Penggerebekan yang menarget Vadim Kobzev, Igor Sergunin dan Alexei Liptser adalah bagian dari kasus pidana atas tuduhan berpartisipasi dalam kelompok ekstremis, kata Zhdanov. Ketiganya ditahan setelah penggeledahan itu, dan tampaknya menjadi tersangka dalam kasus tersebut, kata tim Navalny melalui Telegram.
Menurut Leonid Volkov, kepala staf Navalny, kasus terhadap para pengacara tersebut terjadi pada saat pemimpin oposisi itu akan dipindahkan ke penjara lain, “tidak jelas ke mana.” Volkov, yang tinggal di luar negeri, menyebutnya sebagai “langkah yang menakutkan.”
Bagi banyak tahanan politik di Rusia, kunjungan rutin dari pengacara terutama di daerah terpencil, merupakan jalur penyelamat yang memungkinkan mereka tetap berhubungan dengan orang-orang tercinta dan pendukung mereka, serta melaporkan dan melawan pelecehan yang dilakukan oleh petugas penjara.
Navalny (47), adalah musuh terberat Presiden Vladimir Putin, yang berkampanye melawan korupsi para pejabat dan mengorganisir protes besar-besaran anti-Kremlin. Penangkapannya pada tahun 2021 terjadi setelah ia kembali ke Moskow dari Jerman di mana ia memulihkan diri dari keracunan zat saraf yang diduga dilakukan oleh Kremlin. Sejak saat itu, ia dijatuhi hukuman penjara tiga kali, yang terakhir atas tuduhan ekstremisme.
Yayasan Anti-Korupsi Navalny dan jaringan kantor regionalnya yang luas dinyatakan sebagai l kelompok ekstremis, sebuah langkah yang membuat siapa pun yang terlibat di dalamnya dapat dituntut.
Navalny sebelumnya menolak semua tuduhan terhadapnya dan menuding semua itu bermotif politik. Ia juga dan menuduh Kremlin berusaha menahannya di balik jeruji besi seumur hidup.
Kobzev dijadwalkan hadir di pengadilan pada hari Jumat, bersama dengan Navalny, untuk sidang mengenai dua tuntutan hukum yang diajukan pemimpin oposisi itu terhadap penjara tempat ia ditahan.
Navalny mengatakan pada sidang, yang kemudian ditunda hingga November, bahwa kasus terhadap para pengacaranya merupakan indikasi “keadaan supremasi hukum di Rusia saat ini.”
“Sama seperti di masa Soviet, tidak hanya aktivis politik yang dituntut dan dijadikan i tahanan politik, namun pengacara mereka juga,” katanya. [ab/lt]