Rusia Hadapi Lebih Banyak Sanksi dari AS akibat Kasus Peracunan Di Inggris

Seorang polisi berjaga di depan rumah kediaman Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris, 6 Maret 2018. (Foto: dok).

Rusia menghadapi putaran sanksi baru dari Amerika sehubungan peracunan mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Inggris.

Pemerintahan Trump memberitahu Kongres, Selasa (7/11), Rusia gagal membuktikan pihaknya patuh kepada traktat global yang melarang senjata biologis dan kimia.

Amerika memberlakukan sanksi terhadap Rusia pada bulan Agustus. Sebuah hukum Amerika dari tahun 1991 secara otomatis mengaktifkan putaran sanksi baru. Tidak jelas bentuk dari sanksi baru itu atau kapan diberlakukan, sehingga membuat gusar ketua dari Komite Luar Negeri, Ed Royce dari Partai Republik.

“Tidak bisa diterima bahwa pemerintahan tidak punya rencana atau jadwal, bagi sanksi wajib putaran kedua ini,” kata Royce, Selasa (6/11). “Tidak mengherankan Vladimir Putin menolak untuk menghentikan penggunaan agen saraf.”

Mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, diracuni bulan Maret yang lalu, ketika mereka terkena racun Novichok, agen saraf dari era Sovyet, di Salisbury, Inggris. Inggris telah menuduh dua agen intelijen militer Rusia sebagai pelakunya. Rusia membantah keterlibatan dalam kasus ini. [lt]