Ukraina menuntut gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Rusia sewaktu delegasinya tiba hari Senin untuk pembicaraan denga Rusia. Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Uni Eropa untuk segera menerima negaranya dalam blok tersebut.
Perundingan antara Ukraina dan Rusia dimulai di perbatasan Ukraina-Belarus, dengan kantor Zelenskyy menyatakan delegasi Ukraina mencakup Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov dan penasihat presiden Mykhailo Podolyak.
Zelenskyy meminta negaranya diterima segera sebagai anggota Uni Eropa dalam pesan video, di mana di dalamnya ia mendorong pasukan Rusia untuk meletakkan senjata mereka. “Tujuan kami adalah untuk bersama dengan semua warga Eropa, dan yang paling penting, memiliki kesempatan yang sama,” ujarnya. “Saya yakin ini adil. Saya yakin ini memungkinkan.”
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan ia berbicara dengan pemimpin Ukraina itu melalui telepon dan “memujinya atas keberanian rakyat dan angkatan bersenjata Ukraina.” “Sekutu-sekutu NATO meningkatkan dukungan dengan misil pertahanan udara, senjata antitank, serta bantuan kemanusiaan dan keuangan,” cuit Stoltenberg.
Rusia menghadapi tekanan diplomatik dan ekonomi yang meningkat hari Senin, hari kelima invasinya, dengan Majelis Umum PBB dijadwalkan mengadakan sidang darurat, nilai mata uang Rusia merosot ke rekor rendah dan ditambahkannya sanksi-sanksi baru terhadap bank sentralnya.
Menteri Pertahanan Inggris, Senin (28/2) menyatakan pasukan Rusia tetap berada 30 kilometer lebih di sebelah utara ibu kota Ukraina, Kyiv, seraya menambahkan bahwa “kegagalan logistik dan kegigihan perlawanan Ukraina terus menghalangi gerak maju Rusia.”
Ini sesuai dengan penilaian seorang pejabat pertahanan senior AS, yang mengatakan kepada para wartawan hari Minggu, “Kami tidak memiliki indikasi bahwa militer Rusia telah merebut satu kota pun.”
Pasukan Rusia dalam waktu dekat dapat diperkuat oleh pasukan dari sekutunya, Belarus, kata para pejabat AS yang berbicara kepada berbagai organisasi berita.
BACA JUGA: Perang Ukraina Menguji Kekompakan Duo China-RusiaDi antara sanksi-sanksi baru hari Senin (28/2) adalah pemerintah Inggris melarang entitas negara itu melakukan transaksi dengan bank sentral, kementerian keuangan dan dana investasi pemerintah Rusia, sedangkan Singapura mengumumkan seperangkat sanksi yang menarget transaksi perbankan tertentu dan pengendalian ekspor.
Sehari setelah Uni Eropa menyatakan mengirimkan jet-jet tempur ke Ukraina, Australia hari Senin (28/2) berkomitmen untuk mengirimkan perangkat militer mematikan yang tidak dirincinya.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan hari Senin (28/2) bahwa Uni Eropa terlibat dalam perilaku bermusuhan terhadap Rusia, dan bahwa menyediakan senjata untuk Ukraina merupakan “faktor yang sangat berbahaya dan mendestabilisasi.”
Peskov juga mengatakan bahwa meskipun sanksi-sanksi terhadap Rusia berat, Rusia telah memiliki rencana menghadapinya dan “memiliki potensi mengimbangi kerugiannya.”
Gedung Putih menyatakan Presiden AS Joe Biden akan mengadakan percakapan telepon dengan sejumlah sekutu pada hari Senin (28/2) untuk membahas perkembangan terbaru di Ukraina “dan untuk mengoordinasikan tanggapan bersama.”
Sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Rusia menyerang pekan lalu, dengan 17.00 lainnya cedera, kata Ukraina hari Minggu. Tidak ada informasi mengenai korban di pihak pasukan Ukraina, dan meskipun Rusia telah mengakui korban di kalangan tentaranya, negara itu tidak mengungkapkan secara terbuka mengenai jumlahnya.
BACA JUGA: Tekanan pada Rusia Meningkat setelah Putin Siagakan Pasukan Penangkal NuklirMichelle Bachelet, pemimpin badan HAM PBB, mengatakan dalam pertemuan Dewan HAM PBB bahwa sedikitnya 102 orang sipil telah tewas, dan ia khawatir angka sesungguhnya “jauh lebih tinggi.”
“Sebagian besar warga sipil ini tewas oleh bahan peledak dengan daerah yang terdampak luas, termasuk bom-bom dari sistem artileri berat dan roket multipeluncuran, serta serangan udara,” kata Bachelet. [uh/ab]