Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu (3/1) mengatakan pertahanan udaranya menghancurkan 12 rudal Ukraina di wilayah Belgorod. Hal itu terjadi beberapa hari setelah serangan Ukraina di daerah yang sama menewaskan 24 orang dan mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berjanji akan meningkatkan serangan.
Serangan rudal besar-besaran Rusia pada Selasa (2/1) menewaskan sedikitnya lima orang dan mencederai hingga 130 lainnya di Kyiv dan Kharkiv, kata para pejabat Ukraina.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan pasukan Rusia menggunakan 35 drone dan 99 rudal, yang diluncurkan dari udara dan laut. Pertahanan udara Ukraina menembak jatuh semua drone dan 72 dari rudal-rudal itu.
Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski hari Rabu mengatakan bahwa sebagai respons atas “serangan terbaru terhadap Ukraina,” para sekutu harus menanggapi dengan memperketat sanksi-sanksi terhadap Rusia dan memberi pasukan Ukraina rudal jarak jauh.
BACA JUGA: Rusia Serang Kota-kota di Ukraina setelah Putin Berjanji untuk Tingkatkan SeranganSikorski mengatakan di X, dulu dikenal sebagai Twitter, bahwa rudal-rudal itu akan membuat Ukraina mampu “menghancurkan lokasi-lokasi peluncuran rudal dan pusat-pusat komando.”
Polandia berbatasan dengan Ukraina. Militernya mengerahkan empat jet tempur F-16 untuk melindungi wilayah angkasanya sendiri di tengah-tengah serangan Rusia hari Selasa.
Sementara itu kantor Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan pernyataan pada Selasa yang membantah bahwa kapal-kapal pemburu ranjau yang disumbangkan Inggris untuk Ukraina diizinkan untuk melewati Selat Turki dan mencapai Laut Hitam.
BACA JUGA: Pesawat Nirawak Rusia Hantam Lokasi yang Terkait dengan Figur Pahlawan UkrainaInggris pada bulan lalu mengatakan telah mentransfer dua kapal kontraserangan ranjau kelas Sandown ke Ukraina untuk membantu melawan ancaman dari ranjau-ranjau Rusia dan memungkinkan kegiatan ekspor Ukraina melewati Laut Hitam.
Turki dalam pernyataannya mengatakan bahwa sejak dimulainya perang di Ukraina, pihaknya telah menutup Selat Turki bagi kapal-kapal perang Rusia dan Ukraina. Turki juga menyatakan “mempertahankan tekad teguh dan sikap prinsipnya selama perang ini untuk mencegah eskalasi ketegangan di Laut Hitam.”
Turki mengatakan para sekutu telah diberitahu bahwa kapal-kapal pemburu ranjau tidak akan diizinkan melewati Selat Turki “selama perang berlanjut.” [uh/ka]