Rusia Klaim Tembak Jatuh Drone dan Rudal Ukraina

FILE - Prajurit Ukraina dari brigade penyerangan terpisah ke-92 memuat peluru ke dalam howitzer self-propelled M109 sebelum menembak ke arah pasukan Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, dekat kota Vovchansk di wilayah Kharkiv, Ukraina 20 Mei 2024.

Gubernur wilayah Belgorod di Rusia barat, Rabu (22/5) mengatakan pecahan pesawat tak berawak Ukraina yang hancur merusak dua bangunan tempat tinggal, sementara kementerian pertahanan Rusia mengatakan pertahanan udara negara itu menembak jatuh tiga drone dan enam rudal di wilayah tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia juga mengklaim telah menghancurkan sebuah drone udara di wilayah Kaluga, dan gubernur di sana mengatakan tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban cedera atau kerusakan.

Militer Ukraina pada Rabu mengatakan pihaknya menghancurkan 24 drone Rusia yang terlibat dalam serangan semalam.

Penghadangan terhadap drone Rusia itu terjadi di wilayah Dnipropetrovsk, Donetsk, Odessa, Sumy dan Zaporizhzhia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menggunakan pidato malamnya pada hari Selasa untuk kembali memohon agar senjata segera dikirim oleh negara-negara sekutunya selagi negaranya melanjutkan pertempuran untuk memukul mundur Rusia.

Zelensky mengatakan sangat penting bagi negara-negara yang mendukung Ukraina untuk memahami “cara penghancuran yang diperlukan saat ini, dalam minggu-minggu ini, bukan pada musim panas nanti.”

Sementara itu, Rusia telah memulai “pelatihan praktis dalam persiapan dan penggunaan senjata nuklir nonstrategis,” kata kementerian pertahanan Rusia pada hari Selasa.

BACA JUGA: Ukraina Hancurkan 28 Drone Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan latihan tersebut awal bulan ini sebagai “tanggapan atas pernyataan provokatif dan ancaman dari pejabat-pejabat Barat,” kata kementerian itu.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan NATO tidak boleh mengesampingkan pengerahan pasukan ke Ukraina, sementara Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan Ukraina berhak menembakkan rudal Barat ke wilayah Rusia.

Latihan tersebut dilakukan di distrik militer selatan Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina dan juga mencakup sebagian wilayah Ukraina yang diklaim telah dianeksasi oleh Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pelatihan tersebut dirancang untuk menguji “kesiapan personel dan peralatan unit tempur senjata nuklir nonstrategis untuk merespons dan tanpa syarat menjamin integritas wilayah dan kedaulatan negara Rusia.”

Negara-negara Barat menuduh Putin melakukan ancaman senjata nuklir yang tidak bertanggung jawab.

Senjata nuklir nonstrategis, yang juga dikenal sebagai senjata taktis, kurang kuat dibandingkan senjata nuklir strategis, namun senjata tersebut juga memiliki kapasitas untuk menimbulkan kehancuran yang dahsyat. [lt/ab]