Rusia, Rabu (11/12) mengatakan sedang memantau ketat situasi di Suriah dan menjalin kontak dengan "mereka yang sekarang ini mengontrol situasi."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggarisbawahi kebutuhan Rusia untuk memastikan keamanan fasilitas diplomatik dan pangkalan-pangķalan militernya di Suriah, di mana pasukan Rusia ditempatkan selama bertahun-tahun untuk mendukung militer Suriah dalam perang saudara di negara itu.
Pernyataan Peskov itu dikemukakan beberapa hari setelah pemberontak Suriah bergerak memasuki Damaskus dan menyingkirkan Presiden Bashar al-Assad dari kekuasaannya. Assad melarikan diri ke Rusia, di mana para pejabat Rusia mengatakan ia diberi suaka.
Kejatuhan Assad juga memukul kepentingan Iran di kawasan, memutus jalur darat untuk mengirimkan senjata bagi kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, serta teritori di mana milisi Iran dapat beroperasi.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, Rabu (11/12) menolak pendapat mengenai melemahnya jaringan Iran di kawasan, yang mencakup dukungannya bagi militan Hamas di Jalur Gaza, milisi di Irak dan militan Houthi di Yaman.
Khamenei juga mengatakan apa yang terjadi di Suriah merupakan buah rencana AS-Israel, dan bahwa sebuah "negara tetangga" Suriah berperan dalam penggulingan Assad. Ia tidak menyebutkan nama negara tetangga itu, tetapi Turki, yang berbatasan dengan Suriah, adalah pendukung utama kelompok-kelompok yang menentang Assad.
Sementara warga Suriah berupaya membangun masa depan negara mereka, Paus Fransiskus Rabu mengatakan ia mengharapkan solusi politik yang memajukan "stabilitas dan persatuan negara."
"Saya berdoa ... agar rakyat Suriah bisa hidup dalam kedamaian dan keamanan di tanah air tercinta mereka dan agama-agama yang berbeda bisa berjalan bersama dalam persahabatan dan saling respek demi kebaikan bangsa yang telah dilanda perang selama bertahun-tahun," kata Paus Fransiskus.
Sehari setelah mengumumkan bahwa ia telah dipilih untuk memimpin pemerintahan sementara, Mohammed al-Bashir meminta warga Suriah yang melarikan diri dari negara itu agar kembali.
Dalam wawancara dengan media Italia Corriere della Sera, Bashir mengatakan memulangkan jutaan pengungsi Suriah merupakan target awal, dan bahwa keterampilan dan pengalaman mereka akan "memungkinkan negara untuk berkembang maju,"
Menurut PBB, ada sekitar 5 juta pengungsi Suriah yang tinggal di negara-negara tetangganya.
Utusan khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen memperingatkan pada pengarahan hari Selasa agar tidak terburu-buru membawa pulang pengungsi, seraya mengatakan situasi kemanusiaan di Suriah "membahayakan" dan ekonominya "ambruk." [uh/ab]
Beberapa informasi untuk laporan ini disediakan oleh The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.