Rusia, Pemimpin Junta Myanmar Berkomitmen Tingkatkan Hubungan

Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing (foto: dok).

Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Rusia, dan pemimpin junta Myanmar dalam sebuah pertemuan di Moskow pada Senin (21/6) berkomitmen untuk terus memperkuat keamanan dan hubungan lain antara kedua negara itu.

Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, terbang ke ibu kota Rusia pada Minggu (20/6) untuk menghadiri sebuah konferensi keamanan pekan ini. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin pagi (21/6) mengatakan Presiden Vladimir Putin tidak akan menemui Min Aung Hlaing, kata laporan Interfax.

Para aktivis HAM telah menuduh Moskow melegitimasi junta militer Myanmar, yang berkuasa sejak kudeta 1 Februari, dengan terus melakukan kunjungan bilateral dan perjanjian jual beli senjata.

Rusia mengatakan memiliki hubungan yang langgeng dengan Myanmar dan mengatakan pada Maret bahwa pihaknya sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah warga sipil yang tewas di Myanmar.

Hubungan pertahanan antara kedua negara itu telah meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Moskow memberikan pelatihan militer dan beasiswa universitas kepada ribuan tentara, serta menjual senjata kepada militer yang masuk daftar hitam negara-negara Barat karena dugaan kekejaman terhadap warga sipil. [vm/jm]