Peringatan Rusia itu menggarisbawahi ketegangan tinggi antara Moskow dan Washington menyusul runtuhnya gencatan senjata yang ditengahi kedua negara ditambah dengan ofensif pasukan Suriah ke Aleppo dengan dukungan pesawat tempur Rusia.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, serangan Amerika terhadap daerah-daerah yang dikuasai pasukan pemerintah Suriah dapat membahayakan jiwa anggota pasukan Rusia. Menurutnya, negaranya cemas oleh laporan media mengatakan Washington sedang mempertimbangkan kemungkinan menyerang posisi-posisi pasukan Suriah.
"Saya anjurkan kepada kolega kami di Washington untuk mempertimbangkan dengan hati-hati segala akibat yang bisa timbul kalau melakukan rencana seperti itu," kata Jenderal Konashenkov.
Rusia cemas dan menolak penjelasan Amerika mengenai serangan udara koalisi pimpinan Amerika tanggal 17 September terhadap posisi pasukan Suriah dekat Deir el-Zour yang menewaskan 60 pasukan Suriah bahwa serangan tersebut adalah suatu kekeliruan.
Jenderal Konashenkov mengatakan, pihaknya sudah mengambil semua langkah yang perlu untuk mencegah kesalahan seperti itu tidak menimpa pasukan serta fasilitas militer Rusia di Suriah. Jarak tempuh sistem misil pertahanan udara Rusia jenis S-300 dan S-400 yang dipangkalkan di Suriah, katanya, bisa menjadi ‘kejutan’ bagi tiap negara yang mengoperasikan pesawat udara di atas Suriah.
Selain itu, Suriah juga mempunyai berbagai jenis misil pertahanan udara buatan Soviet dan Rusia yang sudah dimodernisasi tahun lalu.
Sejak Rusia melakukan serangan udara mendukung pasukan Suriah setahun lalu, militer Rusia dan Amerika menjalin kontak guna menghindari terjadi insiden udara antara keduanya dan dengan koalisi di atas udara Suriah.
Rusia memangkalkan satu baterai misil pertahanan udara S-300 untuk melindungi fasilitas militernya di pelabuhan Tartus dan kapal perangnya di lepas pantai Suriah di Laut Tengah. [al]