Kepala HAM PBB hari Selasa (4/10) mengatakan tindakan berani diperlukan untuk menanggapi apa yang terjadi di kota Aleppo, Suriah utara, di mana ofensif yang menarget beberapa distrik di Suriah timur yang dikuasai oleh pemberontak “berdampak menghancurkan” warga sipil.
“Dihadapkan dengan gelombang kekerasan dan perusakan yang menghancurkan, langkah-langkah yang luar biasa harus diambil,” kata Zeid Ra'ad Al Hussein.
Dia menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB agar mengadopsi aturan untuk mencegah anggotanya menggunakan hak veto untuk memblokir resolusi ketika ada kekhawatiran serius bahwa kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida mungkin telah terjadi.
Lima anggota tetap Dewan Keamanan memiliki hak veto. Kelimanya termasuk sekutu Suriah, Rusia, yang bersama dengan Tiongkok telah memblokir beberapa resolusi yang ditujukan pada pemerintah Suriah sejak konflik dimulai pada bulan Maret 2011.
Amerika juga memiliki hak veto. Dukungannya terhadap pemberontak yang menentang Assad meletakkannya pada sisi yang berlawanan dalam konflik itu seperti Rusia, yang telah menyebabkan kedua negara kuat itu saling mengimbau agar menekan pihak-pihak yang bertikai menyetujui berbagai upaya pembicaraan damai dan gencatan senjata. [lt]