Rusia Peringatkan Barat tentang Risiko Kolosal Jika Pasok Jet F-16 ke Ukraina  

Para demonstran pro-Ukraina berdemo di depan Hotel Marriot, tempat Presiden AS Joe Biden menginap di Warsawa, Polandia. Mereka meminta AS mengirim jet-jet tempur F-16 untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia, 22 Februari 2023. (Foto: Alesandra Szmigiel/Reuters)

Negara-negara Barat akan menghadapi "risiko yang luar biasa" jika mereka memasok jet tempur F-16 untuk Ukraina, Reuters melaporkan, mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko yang dilansir oleh TASS pada Sabtu (20/5).

Grushko menanggapi pertanyaan tentang implikasi penyediaan jet, yang diminta Ukraina dari negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

Ukraina belum mendapatkan komitmen NATO terkait pengiriman pesawat tersebut. Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada para pemimpin G7 pada Jumat (19/5) bahwa Washington mendukung program pelatihan sekutu bersama untuk pilot Ukraina pada F-16, kata pejabat senior AS.

"Kami melihat bahwa negara-negara Barat masih mengikuti skenario eskalasi. Ini melibatkan risiko yang sangat besar bagi diri mereka sendiri," kata Grushko.

"Bagaimanapun, ini akan diperhitungkan dalam semua rencana kami, dan kami memiliki semua sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah kami tetapkan."

Juru bicara Angkatan Udara Ukraina Kolonel Yuri Ignat mengatakan kepada Espreso TV, "Kami akan memenangkan perang ini" begitu Kyiv mengerahkan pesawat tempur F-16, karena mereka dapat memberikan perlindungan pertahanan di area yang berada di luar jangkauan rudal anti-pesawat.

“Kami membutuhkan F-16 untuk menjadi bagian integral dari pertahanan udara kami. Pesawat tempur ini dapat melibatkan target udara baik dari ketinggian tinggi maupun rendah,” katanya, seraya menambahkan bahwa jet tersebut dapat membawa senjata canggih.

“Dengan memanfaatkan F-16, pasukan darat kami akan dapat dengan cepat membebaskan wilayah Ukraina yang diduduki dengan menargetkan pos komando musuh, kelompok militer, dan rantai pasokan logistik,” imbuhnya. [ah/ft]