Rusia: Pesawat Koalisi di Angkasa Suriah Diperlakukan Sebagai Sasaran

Sebuah pesawat Super Hornet lepas landas dari deck kapal induk USS Nimitz, 29 Oktober 2016 (Foto: dok).

Rusia mengatakan pihaknya sekarang memperlakukan semua pesawat koalisi yang dipimpin Amerika di angkasa Suriah, sebelah barat sungai Euphrate, sebagai sasaran setelah pesawat tempur Amerika menembak jatuh sebuah pesawat militer Suriah.

Dalam pernyataan hari Senin (19/6), militer Rusia juga mengatakan pihaknya menghentikan penggunaan komunikasi hotline yang disediakan untuk mencegah salah pengertian yang menyebabkan tembak-menembak.

“Komando pasukan koalisi tidak menggunakan saluran komunikasi yang tersedia untuk pencegahan insiden di wilayah udara Suriah,” kata tuduhan militer Rusia, sehari setelah satu pesawat tempur Amerika menembak jatuh satu pesawat Suriah yang membom laskar yang didukung Amerika yang memerangi ISIS.

Pentagon mengatakan Minggu (18/6) pesawat Suriah SU-22 itu menjatuhkan bom-bom terhadap laskar mitra koalisi dekat kota Tabqah.

Sebuah pesawat Amerika Super Hornet segera datang dan menembak jatuh pesawat Suriah itu. Tidak ada informasi mengenai pilot atau korban lain.

Sebelumnya, pasukan Suriah menyerang laskar Koalisi di Ja’Din, melukai sejumlah laskar dan menghalau mereka dari kota itu. Pesawat Koalisi menghentikan pasukan pro-rejim Suriah maju ke Ja’Din.

Koalisi mengatakan pihaknya telah menghubungi para komandan Rusia untuk menegakkan saluran komunikasi untuk meredakan konflik guna mencegah meruncingnya pertempuran.

Pentagon mengatakan tindakannya hari Minggu (18/6) mematuhi peraturan tembak menembak dan bela diri bersama pasukan Koalisi.

“Koalisi tidak ingin bertempur dengan rejim Suriah, Rusia, atau pasukan pro-rejim, tetapi tidak akan ragu-ragu membela pasukan Koalisi atau mitra terhadap setiap ancaman,” katanya. [gp]