Rusia Prihatin atas Pernyataan Trump akan Keluar dari Perjanjian Senjata

Juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov

Rusia hari Senin (22/10) menyatakan prihatin atas ucapan Presiden Amerika, Donald Trump akan menarik Amerika keluar dari perjanjian inti tentang senjata zaman Perang Dingin dengan Rusia, dan mengatakan langkah itu “membuat dunia menjadi tempat yang lebih berbahaya.”

Juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan, Rusia tidak melanggar perjanjian itu dan jika Amerika terus mengembangkan rudal baru, maka Rusia akan terpaksa menanggapi dengan langkah sama.

Peskov mengatakan para pejabat Rusia ingin memperoleh informasi lebih lanjut tentang rencana Amerika mengenai Traktat Nuklir Jarak Menengah itu dalam pembicaraan pekan ini dengan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton. Bolton akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan Presiden Vladimir Putin hari Selasa (23/10).

Trump menuduh Rusia mengembangkan dan menguji-coba rudal yang melanggar Traktat (Perjanjian) tahun 1987.

BACA JUGA: Trump: AS Akan Keluar dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah

Perjanjian itu melarang AS dan Rusia mengembangkan, menguji-coba dan menambah cadangan rudal nuklir yang dapat diluncurkan dari darat dengan jangkauan 500 sampai 5.000 km.

Mantan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev menandatangani perjanjian itu dengan almarhum Presiden Ronald Reagan di Gedung Putih tahun 1987. (ps/al)