Presiden Rusia Vladimir Putin hari Rabu (10/9) mengatakan Rusia akan menanggapi ancaman baru terhadap keamanannya dan menyalahkan dunia Barat atas krisis di Ukraina, yang menurutnya digunakan untuk “menghidupkan kembali” NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).
Berbicara di Moskow dalam rapat pemerintah mengenai program senjata di masa depan, Putin meminta dibuat “perkiraan yang handal dan lengkap” mengenai potensi ancaman militer terhadap Rusia dan mengatakan akan ada “tanggapan memadai dan layak” untuk setiap ancaman itu.
Ia menyinggung, di antaranya, sistem pertahanan misil Amerika di Eropa dan Alaska serta apa yang disebutnya “penambahan pasukan NATO di Eropa Timur.”
NATO baru-baru ini mengumumkan sedang membentuk pasukan “cepat tanggap”, yang dikatakan Presiden Amerika Barack Obama merupakan sinyal bagi Rusia agar tidak melakukan agresi di masa depan semacam konflik di Ukraina timur di mana pasukan Ukraina bertempur melawan separatis pro-Rusia.
Putin mengatakan krisis di Ukraina “diprovokasi dan diciptakan” oleh beberapa mitra Rusia di Barat, dan digunakan untuk mengaktifkan lagi NATO. Ia mengatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan hal itu dalam mengambil keputusan terkait keamanan Rusia.
Perencanaan pertahanan Rusia, kata Putin, akan terpusat pada peningkatan pertahanan anti-nuklir, perbaikan penerbangan strategis dan jarak jauh, dan terus mengembangkan sistem “pertahanan kedirgantaraan.” Begitupun, ia mengatakan Rusia tidak mau dilibatkan dalam persaingan baru dalam hal persenjataan.
Presiden Putin juga menandatangani dekrit yang memberinya kontrol langsung atas sebuah komisi yang menaungi industri pertahanan Rusia.
Juga hari Rabu, Rusia sukses menguji coba misil jenis Bulava baru yang diluncurkan dari kapal selam dan mampu mengangkut sebuah hulu ledak nuklir.