Rusia telah menandatangani perjanjian baru dengan Abkhazia, menetapkan hubungan militer dan ekonomi yang lebih dekat dengan wilayah republik Georgia yang memisahkan diri itu, tetapi diakui Rusia sebagai negara merdeka pada tahun 2008.
Perjanjian yang ditandatangani hari Senin (24/11) oleh Presiden Vladimir Putin dan Presiden de facto Abkhazia Raul Khajimba di Sochi, resor di Laut Hitam Rusia, menyatakan pembentukan komando militer bersama antara Rusia dan Abkhazia.
Putin mengatakan, untuk melaksanakan perjanjian itu, wilayah pemberontak yang terletak di Laut Hitam dan berpenduduk 240 ribu itu, akan menerima lima miliar rubel atau lebih dari 100 juta dolar, tahun depan.
Menteri Luar Negeri Georgia Tamar Beruchashvili hari Senin mengecam perjanjian itu, menyebutnya langkah menuju "aneksasi Abkhazia secara de facto oleh Federasi Rusia." Ia menyatakan hal itu melanggar gencatan senjata yang mengakhiri perang singkat antara Rusia dan Georgia tahun 2008 mengenai Abkhazia dan wilayah Georgia lain yang memisahkan diri, Ossetia Selatan.
Kedua wilayah itu menyatakan kemerdekaan setelah perang itu, tetapi hanya diakui sebagai negara merdeka oleh Rusia dan beberapa negara lain.
Ribuan tentara Rusia telah ditempatkan di Abkhazia dan Ossetia Selatan sejak tahun 2008.
Awal tahun ini, Rusia mencaplok semenanjung Krimea, pangkalan Armada Laut Hitam Rusia, dari Ukraina.