Rusia telah melanggar janjinya untuk mengurangi operasi militernya di wilayah pinggiran ibu kota Ukraina, Kyiv, dan Chernihiv yang terletak di utara ibu kota, demikian disampaikan pejabat Ukraina pada Rabu (30/3). Peningkatan serangan tersebut terjadi di tengah putaran terakhir pembicaraan perdamaian antar kedua negara di mana dilaporkan hanya terdapat sedikit kemajuan.
Pentagon, pada Rabu (30/3), mengatakan Rusia telah menempatkan kembali sejumlah kecil pasukannya di sekitar Kyiv dalam 24 jam terakhir, namun menambahkan, “tidak satupun dari mereka dikembalikan ke pangkalan induk mereka.”
“Mereka meninggalkan Kyiv dan bergerak menuju ke utara, menjauh dari kota,” kata Juru bicara Pentagon John Kirby seraya menambahkan bahwa mayoritas pasukan Rusia masih berada di sekitar Kyiv sementara serangan udara terus berlanjut.
BACA JUGA: Rusia: Tak Ada Terobosan dalam Pembicaraan Damai dengan UkrainaRusia, pada Rabu (30/3), mengatakan tidak ada tanda-tanda terobosan dalam pembicaraan perdamaian dengan Ukraina.
Kebuntuan tersebut terjadi ketika Presiden Joe Biden, pada Rabu, berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
“Keduanya (Biden dan Zelenskyy.red) membahas bagaimana Amerika Serikat bekerja siang malam untuk memenuhi permintaan bantuan keamanan oleh Ukraina, dampak penting dari senjata-senjata itu terhadap konflik, serta upaya terus menerus yang dilakukan oleh AS dan sekutu-sekutunya untuk mengidentifikasi hal apa lagi yang dapat mereka lakukan guna membantu militer Ukraina mempertahankan negara mereka,” tulis Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
“Presiden Biden memberitahu Presiden Zelenskyy bahwa AS bermaksud untuk memberi pemerintah Ukraina bantuan anggaran langsung senilai $500 juta,” kata Gedung Putih, dan mencatat bahwa pemimpin Ukraina itu memberi penjelasan singkat kepada Biden tentang status dari perundingan dengan Rusia.
Your browser doesn’t support HTML5
Percapakan telepon dan kebuntuan dalam pembicaraan perdamaian itu terjadi di saat laporan intelijen AS terbaru menunjukkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung selama sebulan lebih menyebabkan perpecahan antara Presiden Vladimir Putin dan penasihat senior militernya.
"Ada ketegangan yang terjadi antara Putin dan Kementerian Pertahanan Rusia," demikian disampaikan salah seorang pejabat AS kepada VOA pada Rabu (30/3). Pejabat itu menolak disebutkan namanya ketika memberikan informasi ini.
"Kami yakin bahwa Putin telah mendapatkan informasi yang salah dari penasihatnya tentang kacaunya performa pasukan Rusia di lapangan dan bagaimana sanksi-sanksi yang dijatuhkan telah berdampak besar bagi ekonomi Rusia. Penasihat seniornya terlalu takut untuk menyatakan yang sejujurnya," kata direktur komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield. [jm/my/rs]