Rusia membantah tuduhan Inggris Senin (16/4) bahwa pihaknya menghalangi penyelidikan atas dugaan serangan kimia pekan lalu di dekat ibukota Suriah dan mengatakan bahwa Rusia ingin misi pencari fakta untuk bergerak maju.
Di Den Haag, delegasi Inggris ke Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) mengatakan bahwa “Rusia dan Suriah belum memberikan akses ke Douma,” di mana serangan mematikan terjadi.
“Akses yang tidak terbatas sangat penting,” katanya.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan, “Kami menganggap tuduhan seperti itu terhadap Rusia tidak berdasar,” dan mengatakan Moskow mendukung “penyelidikan yang tidak memihak.”
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov juga membantah bahwa Rusia melakukan campur tangan.
“Saya dapat menjamin bahwa Rusia tidak akan merusak tempat itu,” kata Lavrov.
Lavrov berpendapat bahwa bukti yang dikutip oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis untuk membenarkan serangan rudal Sabtu lalu terhadap tiga fasilitas senjata kimia Suriah didasarkan pada “laporan media dan media sosial.”
Lavrov membantah bahwa serangan senjata kimia telah terjadi, dan menuduh Inggris melakukan serangan yang menewaskan lebih dari 40 orang.
Kelompok pengawas anti senjata kimia telah mengirim tim ke Suriah untuk menyelidiki apa yang terjadi di Douma, dan mengadakan pertemuan darurat di Den Haag untuk membahas situasinya.
Inggris, Perancis dan Amerika Serikat semuanya mengatakan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia di Douma, yang disangkal oleh Suriah maupun Rusia. [lt]