Pendaftaran kandidat presiden Rusia untuk pemilihan umum pada Maret secara resmi ditutup, TASS melaporkan pada Minggu (11/2). Terdapat empat politisi yang mendaftarkan diri dalam pencalonan tersebut, termasuk Presiden Vladimir Putin, yang diperkirakan akan menang, dan tiga politisi yang semuanya mendukung perang Moskow di Ukraina.
Daftar tersebut tidak memasukkan kandidat anti-perang Rusia Boris Nadezhdin setelah Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC), Kamis, melarangnya untuk mencalonkan diri karena dinilai tidak memiliki cukup tanda tangan yang diperlukan untuk mendukung pencalonannya.
CEC menyebut calon-calon tersebut, yaitu Vladislav Davankov, wakil ketua Duma Rusia dan anggota kaukus Rakyat Baru; Leonid Slutsky, pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDPR) ultra-nasionalis yang setia pada Kremlin; dan calon Partai Komunis, Nikolai Kharitonov.
BACA JUGA: Rusia Blokir Satu-satunya Saingan Putin yang Tersisa dalam Pemilihan PresidenPutin, 71 tahun, diperkirakan akan dengan mudah memenangkan pemilu bulan depan. Ia telah menjadi pemimpin tertinggi Rusia sejak 2000 dan mengendalikan seluruh pemerintahan di negara tersebut. Dalam pilpres kali ini, ia memilih untuk mencalonkan diri sebagai calon independen dan bukan sebagai kandidat dari partai berkuasa Rusia Bersatu.
Meskipun tidak banyak yang memperkirakan bahwa Nadezhdin, yang berusia 60 tahun dan menganggap perang Putin di Ukraina sebagai "kesalahan fatal," akan memenangkan pemilihan, kritik tajamnya mengejutkan beberapa analis. Kremlin menyatakan bahwa mereka tidak menganggapnya sebagai saingan serius bagi Putin.
Nadezhdin mengatakan pada Kamis bahwa dia akan menantang keputusan CEC di Mahkamah Agung Rusia.
Perang, yang disebut Kremlin sebagai “operasi militer khusus”, mendekati akhir tahun kedua. Invasi tersebut menewaskan ribuan orang di kedua belah pihak, membuat jutaan warga Ukraina mengungsi, dan mengubah sejumlah kota dan desa luluh lantak. [ah/ft]