Saksi Kunci dalam Sidang Uang Tutup Mulut Trump Mengaku Sering Berbohong

Kombinasi foto yang menunjukkan mantan pengacara Trump, Michael Cohen (kiri), dan mantan Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP/Yuki Iwamura dan Curtis Means)

Michael Cohen, mantan pengacara politik Donald Trump, pada Kamis (16/5) mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dia kerap berbohong. Saat memberikan kesaksian di persidangan pidana mantan presiden Trump di New York, Cohen mengatakan kepada juri bahwa kadang-kadang dia berbohong untuk membantu Trump, dan di lain waktu untuk melindungi keluarganya.

Dengan serangkaian pertanyaan yang melelahkan, pengacara Trump, Todd Blanche, berusaha menggambarkan Cohen, saksi utama jaksa penuntut, sebagai seseorang yang tidak dapat dipercaya; bahwa pada dasarnya, dia tidak jujur.

Dalam satu contoh, Cohen mengingat kebohongan yang dia katakan kepada panel Kongres tentang berapa kali dia berbicara dengan Trump soal rencana proyek pembangunan Trump Tower di Moskow yang tidak pernah terwujud.

Cohen mengatakan kebohongan-kebohongan yang dibuatnya saat itu untuk membantu Trump, tetapi Blanche menanyakan kepadanya “Anda tahu Anda berbohong kan?”

“Ya,” jawan Cohen.

BACA JUGA: Luncurkan Iklan, Kampanye Biden Kecam Kebijakan Imigrasi Trump

Dalam suatu kesempatan lainnya, Cohen mengatakan ia berbohong pada seorang hakim federal dalam kasus pengelakan pajak karena ingin agar istrinya, Laura, tidak dituntut di depan hukum. Ia juga mengungkapkan beberapa kebohongan lain yang disampaikannya di beragam kesempatan pada tim penyelidik yang menginvestigasi tindakan Trump dan dirinya, sebelum dan saat masa kepresidenannya dari tahun 2017 hingga 2021.

Upaya pelemahan Cohen

Blanche mencoba melemahkan kesaksian Cohen pada awal minggu ini, bahwa Trump memintanya membayarkan terlebih dahulu uang tutup mulut sebesar US$130 ribu kepada bintang porno Stormy Daniels. Uang itu diberikan tepat sebelum pemilu 2016, untuk mencegah perempuan berusia 45 tahun itu, mengungkapkan hubungan seksualnya dengan Trump yang terjadi satu dekade sebelumnya.

Cohen menirukan apa yang disampaikan Trump padanya ketika itu, “lakukan saja!” ujarnya.

Untuk mendukung inti kasus yang melawan Trump tersebut, Cohen bersaksi bahwa Trump menyetujui pembayaran kembali uang tutup mulut itu kepada Cohen, namun memalsukan catatan di Trump Organization untuk membuat seakan-akan pembayaran itu untuk pekerjaan hukum Cohen.

Cohen mengatakan pembayaran uang tutup mulut itu untuk mempengaruhi hasil pilpres 2016, yang dimenangkan Trump dengan selisih suara tipis, bukan seperti yang diklaim tim pembela Trump yaitu sebagai upaya merahasiakan informasi pribadi yang memalukan dari istrinya, Melania.

Selama periode itu, Cohen mengatakan kepada juri pada awal minggu ini, bahwa Trump telah dua kali menyetujui penggantian pembayaran uang tutup mulut itu kepada Cohen, yang telah diberikan sebelumnya pada Stormy Daniels. Termasuk satu kali di Gedung Putih saat Trump menjadi presiden.

BACA JUGA: Dulu Loyal kepada Trump, Kini Michael Cohen Ingin Sang Mantan Presiden itu Dihukum 

Penipuan bahwa uang yang dibayarkan kembali kepada Cohen merupakan biaya pekerjaan hukum, merupakan inti dari 34 dakwaan yang dihadapi Trump di persidangan. Yaitu bahwa ia telah memalsukan catatan bisnis dan hal itu dilakukan untuk membantunya memenangkan pilpres.

Trump menyangkal klaim Stormy Daniels tentang hubungan seksual yang terjalin dengannya saat berlangsungnya sebuah turnamen golf selebritas; dan juga seluruh dakwaan lain terhadapnya.

Tetapi jika terbukti bersalah, Trump dapat dikenai masa percobaan atau hukuman hingga empat tahun penjara.

Pertanyaannya bagi juri sekarang adalah kredibilitas Cohen. Mantan pengacara Trump itu telah mengaku bersalah melakukan pelanggaran aturan hukum soal keuangan kampanye, terkait pembayaran uang tutup mulut dan pelanggaran-pelanggaran lain, termasuk sumpah palsu karena berbohong pada panel Kongres tentang proyek Moskow. [em/ns]