Salman Rushdie Pulih Setelah Serangan Brutal

  • Laurel Bowman

Salman Rushdie (foto: dok)

Cedera yang dialami novelis Salman Rushdie dalam serangan hari Jumat lalu akan mengubah hidup, kata anggota keluarganya, tetapi Rusdie sudah berbicara sekarang dan dalam proses pemulihan. Sementara itu, seorang pejabat pemerintah Iran mengatakan Iran tidak ada kaitannya dengan serangan itu.

Kesehatan penulis Salman Rushdie membaik setelah serangan brutal yang dialaminya Jumat (13/8) kata anggota keluarganya. Lahir dari keluarga Muslim di India, Rushdie telah lama menjadi pendukung kebebasan berbicara.

“Saya menganjurkan bahwa salah satu hal yang harus dilakukan seorang penulis adalah mengatakan yang tak bisa dikatakan, membicarakan apa yang tidak bisa dibicarakan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit,” ungkapnya.

Ketika ia bersiap untuk berbicara tentang ekspresi artistik, Rushdie yang berusia 75 tahun ditikam di leher dan dada di ruang kuliah di negara bagian New York. Ia dilarikan ke rumah sakit, di mana ia menjalani beberapa operasi. Agennya mengatakan bahwa hatinya rusak, saraf di salah satu lengannya putus, dan ia mungkin kehilangan penglihatannya.

BACA JUGA: Salman Rushdie, Penulis Buku 'Ayat-ayat Setan' Ditikam di New York

Tersangka dalam serangan itu adalah Hadi Matar, 24 tahun, seorang laki-laki dari New Jersey yang menurut polisi bersimpati terhadap Hizbullah dan Iran.

Rushdie telah lama hidup di bawah ancaman fatwa Iran yang menyerukan kematiannya, setelah penerbitan bukunya tahun 1988 "The Satanic Verses, yang oleh para pemimpin Iran saat itu dianggap menghujat Islam.

Rushdie melewatkan waktu bertahun-tahun dalam persembunyian, baru keluar dari pengasingan pada akhir 1990-an setelah pemerintah Iran menjauhkan diri dari fatwa tanpa mencabutnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Selasa (16/8) mengatakan Iran tidak ada hubungannya dengan serangan Rushdie tetapi menambahkan pernyataan, “Salman Rushdie mengekspos dirinya pada kegusaran dan kemarahan rakyat, dengan menghina kesucian Islam dan melewati garis merah 1,5 miliar lebih umat Muslim.”

BACA JUGA: Iran Bantah Terlibat dalam Penikaman Salman Rushdie

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan, “Salman Rushdie sudah berada di bawah ancaman selama beberapa dekade dan bukan rahasia lagi bahwa rezim Iran telah menjadi pusat ancaman terhadap hidupnya selama bertahun-tahun.”

Hubungan yang rumit antara Iran dan AS saat ini sementara kedua belah tampaknya ingin mengadakan kembali pembicaraan nuklir. Mantan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia pada 2018.

Sementara itu, penyerang Rushdie mengaku tidak bersalah atas percobaan pembunuhan dan tuduhan penyerangan. Ia saat ini ditahan di New York tanpa pembebasan dengan jaminan. [my/jm]