Satgas di California Bahas Upaya Reparasi Perbudakan Bagi Keturunan Mereka

  • Associated Press

Foto yang diambil dari udara menunjukkan tulisan "Black Lives Matter" yang dicat pada sebuah rute sepeda di Atlanta, Georgia, pada 19 Juni 2020. (Foto: AFP/Chandan Khanna)

Anggota satuan tugas reparasi California – yang pertama di Amerika – berkumpul di sebuah gereja bersejerah milik komunitas warga Amerika keturunan Afrika di kota San Francisco pada Rabu (13/4), untuk mengukir sejarah mereka sendiri dalam upaya untuk mengedukasi masyarakat dan mengembangkan proposal restitusi bagi orang-orang yang dirugikan oleh praktik perbudakan.

Pertemuan selama dua hari di Gereja Third Baptist di distrik Fillmore itu adalah kesempatan pertama bagi kesembilan anggota satgas tersebut berkumpul secara langsung kembali semenjak pengukuhan mereka hampir setahun lalu.

BACA JUGA: Protes Merebak di Jamaika di tengah Kunjungan Pangeran William

Sekitar selusin pembicara berbaris untuk menyampaikan komentar publik, beberapa di antaranya berterima kasih kepada anggota satgas karena telah melakukan pekerjaan penting tersebut.

Cheryl Grills, anggota satgas reparasi, mengatakan, “Satgas ini dirancang untuk mempelajari berbagai kerugian yang terkait dengan praktik perbudakan warga kulit hitam, warga Amerika keturunan Afrika, di negara ini, serta warisan kerugian perbudakan dari masa rekonstruksi, pascarekonstruksi, Jim Crow hingga saat ini.”

Gubernur California Gavin Newsom menandatangani undang-undang pembentukan satgas reparasi selama dua tahun pada 2020, menjadikan California sebagai satu-satunya negara bagian yang bergerak maju untuk mempelajari institusi perbudakan, mengedukasi orang-orang mengenai temuan mereka, serta mengembangkan solusi dari dampak perbudakan itu sendiri.

BACA JUGA: Video Tunjukkan Detik-Detik Penembakan Warga Kulit Hitam di Michigan

Upaya reparasi di tingkat federal belum terwujud, namun berbagai kota dan universitas di seluruh negeri mengangkat isu tersebut.

Cheryce Cryer, seorang pengacara di Los Angeles, menuturkan, “Dari sudut pandang hukum, reparasi di AS selalu tampak seperti pembayaran tunai dan perubahan kebijakan. Jadi, jika Anda melihat budaya lain yang telah menerima reparasi, itulah yang mereka dapatkan. Dan saya pikir itulah juga yang harus dipertimbangkan California: perubahan kebijakan dan pembayaran tunai.”

Dalam pemungutan suara yang dramatis bulan lalu, suara satgas California terpecah menjadi 5 banding 4 terkait pembatasan upaya reparasi bagi orang-orang yang dapat membuktikan bahwa mereka adalah keturunan warga kulit hitam Amerika yang diperbudak atau tidak pada abad ke-19.

BACA JUGA: Kongres AS Setujui UU yang Membuat Pembunuhan Bertarget Ras sebagai Kejahatan Kebencian Federal

Mereka yang mendukung persyaratan yang lebih luas beralasan bahwa reparasi berdasarkan garis keturunan secara tidak adil mengecualikan warga kulit hitam yang juga menderita diskriminasi sistemik.

Anggota satgas ditunjuk oleh gubernur dan pimpinan kedua kamar legislatif (DPR dan Senat negara bagian California). [rd/rs]