Satu Juta Kasus Penyakit Menular Seksual Didiagnosis Setiap Hari

Seorang perawat mengambil darah seorang pria untuk tes HIV gratis di sebuah bus di Teheran, Iran, 16 Desember 2015.

Lebih dari 1 juta orang setiap harinyadi seluruh dunia terkena penyakit yang menular akibat hubungan seksual, atau Penyakit Menular Seksual (PMS), menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO).

Sebuah studi baru mendapati bahwa lebih dari satu juta orang di seluruh belahan dunia setiap hari tertular penyakit seksual yang dapat disembuhkan. Data yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan penyakit kelamin itu tersebar luas diantara laki-laki dan perempuan berusia 15 hingga 49 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO melaporkan lebih dari 276 juta kasus baru chlamydia, gonorrhea, trichomoniasis dan sifilis terjadi setiap tahun. WHO mengatakan rata-rata satu dari 25 orang di dunia mengidap salah satu infeksi itu, dan sebagian bahkan memiliki beberpaa infeksi sekaligus dalam waktu yang sama.

Melanie Taylor, pakar epidemiologi medis di Departemen Penelitian dan Kesehatan Reproduksi WHO yang memimpin penelitian ini mengatakan infeksi ini dapat diobati dan disembuhkan dengan antibiotik. Namun sebagian besar infeksi ini menurutnya tidak memiliki gejala apapun sehingga pasien tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi pembawa penyakit ini.

“Mereka tidak menyadari bahwa mereka berisiko, sehingga melakukan pemeriksaan kesehatan dan menjalani perawatan. Peluang menularkan infeksi ini cukup tinggi. Juga peluang untuk menularkan infeksi ini kepada mitra seksual mereka dan juga kepada orang lain, misalnya dari ibu kepada bayi yang dikandungnya. Peluang ini sangat besar," ujar Taylor.

WHO melaporkan pada tahun 2016 lalu sifilis saja dapat menyebabkan sekitar 200.000 bayi lahir mati dan kematian bayi yang baru lahir, menjadikan penyakit ini sebagai penyebab utama kematian bayi di dunia.

WHO mengingatkan infeksi yang tidak diobati dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius dan kronis, termasuk penyakit neurologis dan kardiovaskular, infertilitas, kehamilan ektopik atau kehamilan yang terjadi di luar rahim atau biasanya di tupa falopi, dan meningkatnya risiko HIV.

Taylor mengatakan penyakit kelamin juga menyebar luas karena kuatnya stigma dan rasa malu yang dikaitkan dengan penyakit ini. Orang jadi enggan berbicara secara terbuka tentang sejarah seksual mereka sehingga infeksi yang diderita seringkali tetap tersembunyi.

‘’Jadi kami menganggap ini adalah wabah tersembunyi yang berbahaya dan tetap ada di antara warga masyarakat dan bahkan keluarga; yang berpotensi merusak hubungan," tambah Taylor.

WHO mengatakan penyakit seksual menular ini terutama tersebar luas lewat hubungan seksual tanpa perlindungan atau tanpa kondom. Penyakit ini dapat dicegah lewat praktik hubungan seksual yang aman, termasuk penggunaan kondom dan pendidikan kesehatan seksual yang tepat. (em)