Saudara Kim Jong Un Kecam Latihan Tembak Menembak Korsel

Layar TV memperlihatkan Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dalam program berita di Stasiun Kereta Seoul di Seoul, Korea Selatan, Senin, 20 Februari 2023. (Foto: AP)

Kim Yo Jong, saudara perempuan yang berpengaruh dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengecam Seoul pada Senin (8/7) atas latihan militer yang dilakukan di dekat perbatasan baru-baru ini. Ia mengatakan bahwa Korea Selatan tampaknya memiliki kecenderungan untuk "bunuh diri" dan memperingatkan negara tetangganya itu tentang "bencana yang mengerikan".

Setelah Pyongyang mengirim balon-balon berisi sampah melintasi perbatasan, Seoul menangguhkan kesepakatan militer yang bertujuan untuk meredakan ketegangan pada bulan lalu. Pada sisi lain, mereka juga melanjutkan latihan tembak-menembak di pulau-pulau perbatasan serta zona demiliterisasi yang memisahkan Semenanjung Korea.

Kim Yo Jong, yang merupakan juru bicara kunci pada rezim tersebut, menyebut latihan itu sebagai "latihan perang yang terang-terangan dan provokasi yang tidak bisa dimaafkan serta memperburuk situasi," menurut sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea KCNA.

Latihan perbatasan Korea Selatan adalah "tindakan bunuh diri yang histeris, sehingga mereka harus siap menghadapi bencana yang menakutkan," ujarnya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan saudara perempuannya Kim Yo Jong di Korea Selatan, 27 April 2018. (Foto: via Reuters)

Kim Yo Jong menyatakan, "Sudah jelas bagi semua orang... risiko dari latihan tembak-menembak yang sembrono oleh tentara Korea Selatan di dekat perbatasan," sambil merujuk Korea Selatan dengan nama resminya, Republik Korea.

Jika latihan yang dilakukan Seoul melanggar kedaulatan Korea Utara, Kim Yo Jong memperingatkan: “Angkatan bersenjata kami akan segera menjalankan misinya,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Dia menyalahkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol karena situasi saat ini. Ia mengatakan bahwa Yoon "berusaha melakukan pelarian darurat' melalui platform ketegangan yang semakin meningkat".

Yoon, yang meraih sedikit dukungan sejak memulai jabatannya pada 2022, kini menjadi sorotan karena adanya petisi pemakzulan.

“Dunia harus memperhatikan fakta bahwa jumlah orang yang mengajukan petisi untuk mengusulkan rancangan undang-undang pemakzulan Yoon Suk Yeol hingga saat ini telah melebihi satu juta,” kata Kim Yo Jong.

BACA JUGA: KCNA: Kim Yo Jong Tuduh Presiden Korsel Gunakan Ketegangan sebagai Pengalihan Politik

Sangat Disayangkan

Seoul mengatakan pada Senin bahwa “Sangat disayangkan Korea Utara mencampuri urusan dalam negeri kami, termasuk mengkritik kepala negara kami”.

“Kami ingin menegaskan sekali lagi bahwa upaya Korea Utara untuk memecah belah opini publik di masyarakat kita tidak akan pernah berhasil,” tambahnya.

Pada Senin, sekitar 1,3 juta orang menandatangani petisi tersebut, dan dibutuhkan lebih dari 50.000 orang lagi agar parlemen dapat meninjau permintaan itu. Namun, memang ada sedikit harapan bahwa petisi itu akan memiliki dampak yang signifikan.

BACA JUGA: Korut Peringatkan Tanggapan Baru terhadap Selebaran dan Siaran Korsel

Hubungan antara kedua Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Pyongyang meningkatkan uji coba senjata seiring dengan semakin dekatnya hubungan mereka dengan Rusia.

Seoul dan Washington menuduh Pyongyang memasok senjata ke Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina – yang akan melanggar sanksi terhadap kedua negara.

Pada awal tahun ini, Korea Utara, yang memiliki senjata nuklir, menyebut Seoul sebagai musuh utamanya. Mereka telah menghentikan lembaga-lembaga yang dirancang untuk berkomunikasi dan menjalin diplomasi dengan Seoul, sambil meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan bersama. [ah/rs]