Save the Children: Diperkirakan 48 Ribu Bayi Rohingya Lahir di Kamp Pengungsi Tahun 2018

Pengungsi Rohingya, Habiba (kanan) bersama ketiga anaknya di sebuah desa Rohingya di Bangladesh, 3 Desember 2016. (Foto: dok).

Sebuah badan amal menyatakan bayi-bayi Rohingya yang lahir di kamp-kamp pengungsi dan tempat-tempat penampungan darurat tahun ini, sejak hari kelahiran mereka akan menghadapi risiko yang kian meningkat dalam mengidap penyakit, menderita kekurangan gizi dan karenanya meninggal dalam usia balita.

Rachael Cummings, penasihat kesehatan Save the Children, Jumat (5/1) mengatakan kamp-kamp pengungsi memiliki sanitasi yang buruk dan menjadi tempat penyebaran penyakit seperti difteri, campak dan kolera, yang terutama rawan bagi bayi-bayi baru lahir. Ia mengatakan kondisi di kamp-kamp itu sangat memilukan bagi anak-anak.

Menurut badan amal itu, lebih dari 48 ribu bayi Rohingya diperkirakan akan lahir di Bangladesh tahun ini.

Bulan lalu, suatu survei badan urusan anak-anak PBB, UNICEF, mengungkapkan bahwa hingga 25 persen anak balita di kamp-kamp di Cox’s Bazar, Bangladesh, menderita malnutrisi akut dan hampir setengah anak-anak di sana mengidap anemia. Empat puluh persen anak-anak mengalami diare dan 60 persen menderita infeksi saluran pernapasan akut.

Save the Children mengelola jaringan terdiri dari sembilan puskesmas di Cox’s Bazar yang dilengkapi dokter, perawat dan bidan. Selain itu, badan amal tersebut juga mengoperasikan lebih dari 50 ruang ramah anak, tempat-tempat bermain anak dan program-program pendidikan dini bagi anak-anak Rohingya di berbagai kamp. [uh]