Kelompok sayap kanan Rumania, Aliansi untuk Menyatukan Rumania (AUR) menggelar apa yang mereka sebut sebagai mengheningkan cipta untuk demokrasi, pada Minggu (8/12), hari yang seharusnya menjadi pelaksanaan putaran kedua pemilu presiden di negara tersebut.
Mahkamah Konstitusi negara itu telah membatalkan pemilihan presiden yang sedang berlangsung, setelah tuduhan adanya campur tangan Rusia, dan pada Jumat (6/12) lalu, memerintahkan seluruh proses, yang seharusnya sudah akan selesai pada akhir pekan ini, harus diulang. Rusia menolak tuduhan melakukan campur tangan apapun dalam proses pemilu tersebut.
Pemimpin AUR, George Simion yang juga menjadi kandidat presiden dari partai tersebut, mengatakan bahwa partainya mendukung Calin Georgescu, calon independen sayap kanan yang secara mengejutkan memenangkan putaran pertama pilpres pada 24 November.
Georgescu dan pesaingnya, Elena Lasconi dari kelompok Tengah, mengkritik keras Keputusan untuk membatalkan pemilu, tetapi Perdana Menteri Marcel Ciolacu dari kelompok Sosial Demokrat mendukung keputusan itu pada Jumat, dan menyebutnya sebagai “satu-satunya koreksi yang tepat”.
Respon terhadap keputusan pengadilan itu telah diredam dengan tidak adanya protes skala besar, tetapi telah menjerumuskan Rumania, salah satu anggota Uni Eropa dan NATO, ke dalam kekacauan institusional dan meningkatkan kekhawatiran bahwa kepercayaan publik terhadap negara dapat terkikis. [ns/ab]