Bagian silo di pelabuhan besar Beirut, yang luluh lantak dalam ledakan pada 2020, ambruk setelah terbakar selama berminggu-minggu.
Blok di bagian utara pelabuhan itu ambruk dan menciptakan gumpalan awan debu besar setelah sebelumnya terdengar suara seperti ledakan. Kebakaran baru-baru ini dipicu oleh biji-bijian yang terfermentasi dan terbakar akibat suhu sangat panas pada musim panas ini.
Belum diketahui ada tidaknya korban cedera.
Silo atau tempat menampung biji-bijian, yang berukuran raksasa, dengan tinggi 48 meter dan telah berusia 50 tahun itu mampu menahan kekuatan ledakan pada 2020. Silo itu juga melindungi bagian barat Beirut dari ledakan yang ketika itu menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang dan merusak seluruh kawasan itu.
Pemerintah Lebanon pada April lalu memutuskan untuk menghancurkan silo itu, tetapi menangguhkan keputusan tersebut setelah muncul protes dari keluarga korban dan penyintas ledakan pada 2020. Mereka menilai silo itu mungkin berisi bukti-bukti yang berguna bagi penyelidikan hukum, dan sedianya dipertahankan sebagai peringatan atas insiden tragis tersebut.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa pejabat-pejabat senior pemerintah dan keamanan tahu tentang bahan berbahaya yang disimpan di pelabuhan. Meskipun demikian hingga saat ini belum ada satu pejabat pun yang dihukum. Pejabat-pejabat yang terlibat kemudian mengajukan tantangan hukum terhadap hakim yang memimpin penyelidikan. Akibatnya, sejak Desember lalu proses itu telah ditangguhkan. [em/ka]