25 Tewas, Termasuk Wartawan, dalam Aksi Protes Rusuh di Nikaragua

Para demonstran yang melakukan unjuk rasa di dekat University Politecnica de Nicaragua bentrok dengan pasukan keamanan di Managua, Nikaragua, Sabtu (21/4).

Protes yang berlangsung beberapa hari sejak hari Rabu (18/4) di Nikaragua atas perombakan tunjangan jaminan sosial telah mengakibatkan kematian sedikitnya 25 orang, termasuk seorang wartawan yang melaporkannya langsung melalui Facebook.

Dalam pidato televisi nasional hari Sabtu (21/4), Presiden Daniel Ortega mengatakan ia terbuka untuk perundingan supaya “tidak terjadi lagi teror terhadap keluarga-keluarga di Nikaragua.”

Namun, Ortega menambahkan bahwa ia hanya akan bertemu dengan para pemimpiin perusahaan.

“Yang sedang terjadi di negara kita tidak mempunyai nama,” kata Ortega. “Anak-anak bahkan tidak tahu partai yang memanipulasi mereka. Para anggota komplotan kejahatan dimasukkan ke dalam protes anak-anak itu dan sedang mengkriminalisasi protes itu,” tambahnya.

Segera setelah pidato Ortega di televisi itu, demonstran kembali turun ke jalan-jalan di beberapa kota, termasuk ibukota Managua, setelah ketegangan mereda sedikit hari Jumat malam.

Pasukan keamanan mengarahkan senjatanya ke arah para demonstran mahasiswa dalam protes yang rusuh di Managua, Nikaragua (20/4).

Hari Sabtu (21/4) malam, wartawan Angel Gahona yang sedang meliput protes tersebut secara langsung melalui Facebook dari Bluefields, sebuah kota di pantai Karibia Nikaragua, tewas akibat tembakan. Dalam gambar-gambar yang telah beredar luas di media sosial, tembakan senjata api kedengaran, dan Gahona tersungkur sementara beberapa suara memanggilnya.

Presiden Ortega adalah seorang bekas tentara gerilya. Wakil Presiden Nikaragua adalah istrinya, Rosario Murillo.

Keputusan pengadilan mengizinkan Ortega mencalonkan diri dan terpilih kembali tahun 2011, walaupun konstitusi negara membatasi hanya satu kali masa jabatan Presiden.

Tiga tahun setelah itu, Front Pembebasan Nasional Sandinista-nya yang berahulan kiri (FSLN), memperoleh cukup dukungan dalam kongres untuk mengamandemen Undang-Undang Dasar dan mengizinkan masa jabatan presiden yang tidak terbatas. [gp]