Chicago, kota berpenduduk 2,6 juta jiwa yang terletak di negara bagian Illinois, Amerika Serikat, memiliki sejarah panjang seputar aksi unjuk rasa yang berlangsung di tengah perhelatan acara besar politik.
Pada tahun 1968, demonstrasi besar-besaran menentang keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Vietnam terjadi di tengah Konvensi Nasional Partai Demokrat; sebuah gelaran politik akbar untuk menentukan calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung Partai Demokrat dalam pemilu tahun tersebut.
Pada tahun 1996 konvensi serupa di kota Chicago juga diguncang aksi protes tentang kesetaraan rasial dan reformasi jaring pengaman sosial.
Kini, pada tahun 2024, saat Chicago menjadi tuan rumah Konvensi Nasional Partai Demokrat, sejumlah kelompok masyarakat juga menggelar unjukrasa memprotes keberatan mereka terhadap keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Israel-Hamas di Gaza yang sudah berlangsung lebih dari 10 bulan.
“Tuntutan kami, pertama, adalah gencatan senjata. Lalu, embargo pengiriman senjata ke Israel, dan alihkan dana investasi untuk rakyat Amerika,” kata Fadya Rishieq, warga AS keturunan Palestina asal Texas yang turut berunjuk rasa bersama kelompok Pro Palestina, kepada VOA, Senin (19/8).
Massa pengunjuk rasa tidak hanya berasal dari kelompok pro Palestina saja, tetapi juga ada massa pro Israel, meski jumlahnya tidak sebesar kelompok pro Palestina. Kelompok pro Israel menuntut pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan oleh Hamas, serta mendukung operasi militer Israel pascaserangan Hamas ke selatan Israel pada 7 Oktober lalu.
“Saya tidak tahu apa yang pantas. Pertama-tama, kebijakan luar negeri adalah hal yang kompleks. Masyarakat Gaza terjebak antara Hamas dan Israel. Mengurangi bantuan ke Israel belum tentu akan membuat Hamas sepakat untuk berunding,” ujar Andrew Lachman, anggota delegasi Partai Demokrat asal California yang menolak pembatasan bantuan ke Israel.
BACA JUGA: Bentrok dengan Polisi di Chicago, 55 Demonstran Pro-Palestina DitangkapIsu panas yang digulirkan para demonstran membuat aparat keamanan gabungan dari pihak Secret Service, Biro Penyidik Federal FBI dan Kepolisian Chicago meningkatkan pengamanan dengan menerapkan beberapa pengaturan khusus. Antara lain memasang pagar pembatas di sekitar area konvensi dan unjuk rasa, mendirikan pos pemeriksaan, pengalihan arus lalu lintas, serta menggencarkan patroli.
Upaya sebagian pengunjukrasa untuk menerobos perimeter pengamanan sempat memicu bentrokan yang berakhir dengan penangkapan sejumlah demonstran.
Bagi para demonstran, menggelar aksi unjuk rasa di luar arena konvensi bukan tanpa alasan. Mereka sengaja memilih momentum itu agar tuntutan mereka tidak saja didengar publik, tetapi juga para politisi yang sedang berkumpul dan media yang secara terus menerus menyiarkan secara langsung pertemuan akbar itu.
Your browser doesn’t support HTML5
Presiden Joe Biden sempat menanggapi aksi unjuk rasa itu dengan mengatakan “para demonstran di luar sana ada benarnya. Banyak orang-orang tak bersalah dibunuh di kedua pihak,” kata Biden menjelang pembukaan konvensi pada tanggal 19 Agustus, seraya menegaskan upaya yang sedang dilakukannya untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata, berikut pembebasan sandera, antara Israel dan Hamas.
Unjuk rasa sebenarnya tidak hanya terjadi di Konvensi Nasioal Partai Demokrat, tetapi juga di Konvensi Nasional Partai Republik, yang tahun ini dilangsungkan di Wisconsin, Milwaukee. Meskipun demikian jumlah pengunjukrasa tidak sebesar yang berkumpul di Partai Demokrat, yang saat ini sedang memimpin di Gedung Putih dan menjadi fokus perhatian publik. [th/em/aa]
Your browser doesn’t support HTML5