DPR AS diperkirakan akan melakukan pemungutan suara pada hari Rabu (13/1) mengenai pemakzulan kedua Presiden Donald Trump.
Fraksi Demokrat menjadi mayoritas di DPR dan memiliki cukup banyak suara untuk mendukung pemakzulan itu sendiri. Namun legislator dari fraksi Republik yang ikut mendukung semakin banyak jumlahnya.
Anggota DPR dari fraksi Republik Jaime Herrera Beutler, Selasa (12/1) malam, mengumumkan ia akan mendukung pemakzulan, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Trump “bertindak bertentangan dengan sumpah jabatannya.”
"Presiden Amerika Serikat menyulut kerusuhan yang bertujuan untuk menghentikan peralihan kekuasaan secara damai dari suatu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya,” kata Herrera Beutler.
Liz Cheney, anggota tim pimpinan partai Republik di DPR, mengatakan dalam penjelasan mengenai dukungannya bagi pemakzulan bahwa “belum pernah ada pengkhianatan lebih besar” yang dilakukan seorang presiden AS.
Anggota lain fraksi Republik yang menyatakan akan memberi suara mendukung pemakzulan Trump mencakup John Katko, Adam Kinzinger dan Fred Upton.
BACA JUGA: Pemimpin Militer AS Ingatkan Kekerasan PolitikPemimpin fraksi Republik di DPR, Kevin McCarthy, seorang sekutu dekat Trump, mengatakan, “pemakzulan kali ini akan memiliki efek berlawanan untuk menyatukan negara kita.”
Trump menyampaikan pesan serupa dalam kunjungan ke perbatasan AS-Meksiko pada Selasa (12/1). “Ini menyebabkan kemarahan yang sangat besar, perpecahan, serta kepedihan yang jauh lebih besar daripada yang dapat dipahami masyarakat, yang sangat berbahaya bagi AS, terutama pada masa yang sangat rawan sekarang ini,” ujar Trump.
Ia mendesakkan “perdamaian dan ketenangan” dan mengatakan sekarang adalah “saatnya bagi hukum serta saat bagi ketertiban.”
Trump, yang dalam video pekan lalu mengatakan kepada massa pendukungnya bahwa “kami mencintai Anda, kalian sangat istimewa” tidak menjawab pertanyaan dari wartawan.
Sementara fraksi Republik memutuskan untuk tidak memakzulkan Trump tahun lalu karena menekan Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden, yang sekarang menjadi presiden terpilih, para pemimpin fraksi Republik di DPR mengindikasikan mereka tidak berniat menekan para anggota mereka untuk menentang pemakzulan kali ini.
BACA JUGA: Pence Tolak Amandemen ke-25 untuk Lengserkan TrumpJika DPR menyetujui resolusi pemakzulan, masalahnya beralih ke Senat untuk persidangannya, di mana keputusannya masih dipertanyakan.
Ketua DPR Nancy Pelosi, Selasa (12/1) mengumumkan ia memilih Jamie Raskin untuk memimpin kelompok terdiri dari sembilan manajer pemakzulan.
“Ini adalah tugas konstitusional dan patriotik mereka untuk mengajukan kasus pemakzulan dan pencopotan Presiden dari jabatannya,” kata Pelosi dalam suatu pernyataan. “Mereka juga akan melakukan itu dengan dipandu oleh kecintaan luar biasa mereka terhadap negara, tekad untuk melindungi demokrasi kita dan kesetiaan kepada sumpah kita terhadap Konstitusi. Para manajer akan menghormati tugas mereka untuk membela demokrasi Bagi Rakyat dengan kesungguhan, doa dan urgensi yang luar biasa.”
Belum jelas apakah pimpinan DPR akan segera mengirimkan resolusi mengenai pemakzulan ke Senat, mengingat masa jabatan Trump akan berakhir pekan depan. Meskipun Trump telah meninggalkan kursi kepresidenan, vonis pemakzulan di Senat setelah masa jabatannya berakhir akan membuatnya terlarang menduduki jabatan publik lagi.
Resolusi pemakzulan ini adalah jalan kedua dari dua jalur yang ditempuh fraksi Demokrat di DPR dalam upaya menyingkirkan presiden dari jabatannya sebagai tanggapan atas serangan terhadap gedung Kongres, Rabu pekan lalu. [uh/ab]