Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada Senin (1/5) memulai diskusi tertutup selama dua hari di Qatar dengan sejumlah utusan khusus dari berbagai negara untuk membicarakan bagaimana mempertahankan operasi kemanusiaan di Afghanistan, di saat Taliban terus membatasi hak perempuan dan anak perempuan di sana.
Pertemuan yang diselenggarakan PBB di Doha, Qatar, diadakan secara tertutup. Pertemuan ini bertujuan untuk "mencapai kesepakatan" pada isu-isu seperti hak perempuan dan anak perempuan Afghanistan, pemerintahan yang inklusif, perang melawan terorisme, dan perdagangan narkoba, kata Stephane Dujarric, juru bicara sekjen PBB.
"Pertemuan itu dimaksudkan untuk mencapai pemahaman bersama dalam komunitas internasional tentang bagaimana cara berhubungan dengan Taliban dalam masalah-masalah ini," tambah Dujarric.
Utusan dari puluhan negara, termasuk Amerika Serikat, China, Rusia, Arab Saudi, Pakistan, Iran, India, Qatar dan Inggris, ikut serta dalam diskusi tersebut.
Pemerintah Taliban mengecam penyelenggaran pertemuan itu karena tidak mengundang perwakilannya dan merampas "haknya yang sah" untuk mengungkapkan sikapnya kepada para delegasi.
"Setiap pertemuan tanpa partisipasi perwakilan IEA (Emirat Islam Afghanistan) - pihak utama dalam masalah ini - tidak produktif dan bahkan terkadang kontraproduktif," kata Suhail Shaheen, perwakilan tetap yang ditunjuk Taliban untuk PBB. [my/jm]