Setiap tahun baru adalah saat kelahiran kembali dan pengharapan. Ini adalah waktu untuk merenungkan kembali (refleksi) dan membulatkan tekad untuk membuat segalanya lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Dalam meninjau berbagai peristiwa tahun 2022, Sekjen PBB Antonio Guterres mengkaji kesulitan serta kesedihan dan penderitaan yang terjadi selama tahun lalu. Dalam pesan Tahun Barunya ia mengatakan, jutaan orang di seluruh dunia benar-benar berusaha untuk pulih dari bencana dan tragedi tahun lalu.
“Dari Ukraina sampai Afghanistan hingga Republik Demokratik Kongo dan sekitarnya, orang-orang meninggalkan reruntuhan rumah dan kehidupan mereka untuk mencari sesuatu yang lebih baik. Seratus juta orang mengungsi di seluruh dunia melarikan diri dari perang, kebakaran hutan, kekeringan, kemiskinan, dan kelaparan. Tahun ini, kita membutuhkan lebih banyak perdamaian, lebih dari sebelumnya,” kata Guterres.
Ia juga mengatakan, konflik dapat diakhiri dan perdamaian bisa dijamin melalui dialog. Dunia yang lebih berkelanjutan akan tercapai apabila kita berdamai dengan alam dan iklim. Sekjen menghimbau perdamaian di rumah, sehingga perempuan dan anak perempuan dapat hidup dengan aman dan bermartabat.
BACA JUGA: Ukraina Menginginkan Konferensi "Perdamaian" pada Februari 2023 untuk Akhiri PerangGuterres menambahkan, perdamaian di jalanan dan komunitas, di tempat ibadah, dan bebas dari ujaran kebencian dan pelecehan di daring bergantung pada perlindungan penuh atas hak asasi manusia.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Tuerk menyerukan keprihatinan yang sama. Ia mengatakan, bentuk Tahun Baru akan ditentukan oleh tindakan individu dan kolektif.
Harapan untuk tahun depan katanya, agar orang menjalani hidup mereka dengan kebaikan, empati (memahami perasaan orang lain), persatuan, dan perlindungan hak asasi manusia.
“Kita harus menjamin hak-hak perempuan, misalnya, dihormati di rumah dan di depan umum. Perempuan dan anak perempuan memiliki kesetaraan dan kebebasan penuh dari diskriminasi. Kita harus membuka mata anak-anak kita terhadap kesalahan masa lalu. Kita dapat mengilhami mereka untuk menulis cerita tentang harapan dan persatuan serta menanamkan tekad untuk menciptakan dunia yang lebih baik,” kata Tuerk.
Your browser doesn’t support HTML5
Peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia akan diperingati tahun ini. Pesan inti yang terkandung dalam dokumen itu: bahwa tidak mungkin ada kemajuan dan perdamaian tanpa hak asasi manusia-sama relevannya, seperti pada tahun 1948. [ps/jm]