Selandia Baru Luncurkan Penyelidikan Fakta Terkait Serangan Masjid

Mobil polisi terlihat di luar masjid Al Noor sehari pasca insiden penembakan di Christchurch, Selandia Baru 16 Maret 2019. (Foto: dok).

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Senin (25/3) mengumumkan penyelidikan tingkat tinggi terkait serangan terhadap dua masjid di Christchurch awal bulan ini yang menewaskan 50 orang.

Penyelidikan itu adalah yang dikenal di Selandia Baru sebagai komisi kerajaan, dan bertujuan untuk menentukan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi bagaimana kejadian serupa pada masa depan dapat dicegah.

Dia mengatakan penyelidikan independen akan memeriksa pelaku penembakan dan kegiatan sebelumnya, tersedianya senjata semi-otomatis di Selandia Baru, peran media sosial, dan kerja polisi dan agen-agen intelijen sebelum serangan itu.

BACA JUGA: Dua Masjid di Selandia Baru Dibuka Kembali

Perdana Menteri Ardern tidak memberikan jadwal kapan pemeriksaan itu akan selesai. Dia mengatakan bahwa dia mengerti masyarakat tidak ingin dibiarkan menunggu jawaban terlalu lama, tetapi dia menambahkan bahwa diperlukan waktu agar penyelidikan dilakukan dengan benar.

Pekan lalu, Ardern mengumumkan larangan segera terhadap semua senapan serbu semi-otomatis dan otomatis versi militer di Selandia Baru. Dia mengatakan hari Senin (25/3) bahwa upaya terus dilakukan untuk membuat undang-undang tentang kepemilikan senjata api, termasuk tindakan yang mungkin terkait dengan perizinan atau registrasi senjata.

Ardern menyatakan simpati kepada warga Muslim yang menerima ancaman setelah serangan itu, dan mendesak mereka agar melaporkan setiap kasus dan memastikan bahwa polisi menanggapinya dengan serius. [lt]