Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan status Semeru di Jawa Timur dari ‘siaga’ menjadi ‘awas’ pada Minggu (4/12) pukul 12.00 WIB setelah gunung tersebut mengalami erupsi. Guguran awan panas telah mencapai jarak 19 kilometer dan abu vulkanik berwarna abu-abu pekat dilaporkan membumbung tinggi sehingga membatasi jarak pandang.
“Situasi saat ini di Kajar Kuning, hujan deras dan abu pekat,” kata Joko Sambang, Kepada Bidang Kedaruratan Badan Nasional Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, sebagaimana dikutip dari laman situs web Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (4/12).
Menurut BNPB, awan panas berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak gunung. Semeru tercatat mengalami delapan kali gempa letusan dan satu gempa awan panas guguran selama enam jam, mulai pukul 00.00-06.00 WIB pada Minggu (4/12).
BACA JUGA: Bencana Semeru Ingatkan Pentingnya Peringatan DiniBNPB mencatat, erupsi tersebut mengakibatkan 1.979 jiwa mengungsi di 11 titik penampungan. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan hingga keterangan tersebut dibuat. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri, relawan dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian dan evakuasi.
Sebelumnya, PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, yaitu 13 km dari puncak yang merupakan pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
“Di samping itu, masyarakat diharapkan agar selalu mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” tulis BNPB. [ah]