Senat Amerika Setujui Anggaran untuk Atasi Krisis di Perbatasan

ARSIP – Anak-anak yang tidak didampingi orang tua mereka antri di Homestead Temporary Shelter for Unaccompanied Children, Homestead, FL, 19 April 2019 (foto: AP Photo/Wilfredo Lee, Arsip)

Senat Amerika hari Rabu (26/6) menyetujui undang-undang bipartisan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di perbatasan Amerika dan Meksiko dengan melololskan lebih dari empat miliar dana tambahan dan persyaratan baru untuk merawat para migran, khususnya anak-anak.

Pemungutan suara dengan hasil 84 banding 8 itu berlangsung di tengah kecaman keras terhadap perlakuan pemerintahan Trump pada anak-anak migran di dalam tahanan, dan juga di tengah memuncaknya rasa muak melihat kematian seorang ayah dan putrinya yang berasal dari El Salvador dan tenggelam ketika berupaya menuju ke Amerika dengan menyebrangi Sungai Rio Grande.

“Tidak ada lagi keraguan bahwa situasi di sepanjang perbatasan selatan kita marak dililit krisis kemanusiaan dan keamanan,” ujar senator faksi Republik dari negara bagian Alabama, Richard Shelby; dan menambahkan “tidak ada alasan” untuk menunda penanganan situasi tersebut.

“Tidak adanya tindakan sama sekali bukan pilihan bagi mereka yang peduli untuk mengurangi penderitaan anak-anak dan keluarga yang putus asa dengan mencari perlindungan di Amerika,” ujar senator faksi Demokrat dari negara bagian Vermont, Patrick Leahy.

Senat yang dipimpin oleh Partai Republik menyetujui RUU itu setelah menolak rancangan versi DPR yang juga menambah dana untuk Badan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai CBP dan badan-badan federal lain, akibat melonjaknya jumlah migran yang tiba di perbatasan-perbatasan Amerika hingga lebih dari 100.000 orang per bulan, jumlah tertinggi yang tercatat dalam lebih dari sepuluh tahun.

Meskipun RUU yang disetujui ini umumnya serupa, versi Senat ini tidak seluas RUU sebelumnya dalam mengatur perawatan anak-anak migran yang ditahan. Berbeda dengan versi DPR, RUU ini memberikan 145 juta dolar kepada Pentagon untuk membantu operasi di perbatasan.

Untuk dapat dikirim kepada Presiden Donald Trump, RUU versi Senat ini harus lolos di DPR terlebih dahulu. Tetapi mayoritas anggota faksi Demokrat di DPR telah mengisyaratkan bahwa mereka menginginkan perubahan RUU itu. Walhasil diperkirakan akan dibentuk komite bikameral agar RUU itu dapat diloloskan oleh kedua majelis. Waktu yang ada semakin sempit karena Kongres akan reses minggu depan untuk menyambut Hari Kemerdekaan 4 Juli. [em/pp]