China harus membayar harga yang lebih mahal atas dukungannya terhadap invasi Rusia ke Ukraina, kata seorang senator senior Amerika Serikat pada hari Jumat, dalam kunjungannya ke Taiwan di mana dia berjanji bahwa Washington tidak akan meninggalkan pulau itu sendirian.
Beijing mengancam akan melakukan “tindakan tegas” dalam menanggapi delegasi yang dipimpin oleh Lindsey Graham, seorang pengecam China yang vokal, yang tiba di Taipei pada Kamis malam untuk kunjungan dua hari.
China tidak pernah menguasai Taiwan yang demokratis tetapi memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan berjanji suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.
BACA JUGA: Perdagangan China-Rusia Terusik oleh Perang UkrainaInvasi Rusia baru-baru ini ke Ukraina telah meningkatkan kekhawatiran bahwa suatu hari China mungkin akan menindaklanjuti ancamannya untuk mencaplok tetangganya yang lebih kecil itu. Beijing telah menolak untuk mengutuk invasi Rusia di Ukraina.
Dalam pertemuan dengan Presiden Tsai Ing-wen, Graham mengatakan Amerika Serikat akan “mendukung apa yang kami cintai, kami akan mendukung Anda.”
“Meninggalkan Taiwan sama dengan mengabaikan demokrasi dan kebebasan...dan itu akan merupakan hadiah terburuk bagi kemanusiaan.”
BACA JUGA: China Bisa Bantu Negara-Negara Asia Tengah di Tengah Gangguan Pasokan Gandum“Kami akan mulai membuat China membayar harga yang lebih tinggi untuk apa yang mereka lakukan di seluruh dunia. Dukungan China untuk Presiden Rusia Vladimir Putin harus ada konsekuensinya,” tambah Graham.
Keamanan Taiwan sangat penting bagi kepentingan global karena pulau itu memproduksi sekitar 90 persen cip semikonduktor berkualitas, tambah Bob Menendez, ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
Seperti kebanyakan negara, Amerika Serikat secara diplomatik mengakui Beijing tetapi juga mempertahankan hubungan de facto dengan Taipei dan terikat oleh Undang-Undang Kongres untuk memastikan Taiwan dapat menjaga pertahanannya. [lt/ab]