Senator AS: Serangan Militer atas Fasilitas Nuklir Iran Dapat Dilakukan Secara Cepat

  • Michael Bowman

Senator Partai Republik AS dari negara bagian Arkansas, Tom Cotton (foto: dok).

Senator dari Arkansas, Tom Cotton yang mengatakan hal itu, adalah seorang senator Partai Republik AS yang menulis surat terbuka kepada pemerintah Iran beberapa waktu lalu.

Seorang senator Partai Republik AS yang menulis surat terbuka kepada Iran yang isinya menegaskan bahwa Kongres AS punya wewenang untuk membatalkan sebuah persetujuan nuklir, kini mengatakan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran dapat dilakukan secara cepat melalui upaya pengeboman hanya dalam "beberapa hari."

Senator dari Arkansas, Tom Cotton, menjabat sebagai senator selama hampir empat bulan, tetapi telah membuat namanya terkenal sebagai anggota DPR AS paling vokal dari fraksi Republik yang tidak sekedar skeptis dengan perjanjian nuklir Iran, tapi secara terbuka mencelanya.

Presiden Barack Obama tidak pernah mengesampingkan aksi militer AS terhadap Iran, tetapi memandangnya sebagai opsi akhir, seperti ia tegaskan dalam pidato kenegaraan State of the Union bulan Januari lalu.

"Rakyat Amerika menuntut negara berperang hanya kalau tidak ada jalan lain. Saya bertekad menjunjung sikap bijak seperti itu," kata Obama.

Pemikiran seperti itu lemah, menurut Senator Cotton, anggota DPR AS yang juga adalah veteran Perang Irak pertama. Ia mengecam pernyataan Presiden pekan lalu bahwa hanya ada tiga pilihan untuk membendung ambisi nuklir Iran: mencapai kesepakatan lewat perundingan, melanjutkan sanksi terhadap Iran atau melancarkan sebuah aksi militer.

"Obama menyajikan opsi yang salah pekan lalu ketika ia mengatakan pilihannya adalah antara kesepakatan atau perang," ledek Cotton.

Cotton tampil dalam acara radio yang diproduksi oleh kelompok advokasi Kristen konservatif, Family Research Council. Cotton mengatakan Amerika sebenarnya bisa mempertahankan "kesepakatan yang lebih baik," seperti yang disarankan PM Israel Benjamin Netanyahu. Kemudian, ia melanjutkan katanya tindakan militer terhadap Iran tidak perlu berlarut-larut dan merugikan.

"Bahkan apabila aksi militer diperlukan - dan kita harus terus mempertahankan ancaman kekuatan militer karena hal itu memperbaiki diplomasi - Presiden memberi Anda bayangan seakan-akan opsi militer adalah pengerahan 150 ribu tentara secara besar-besaran di medan tempur di Timur Tengah seperti yang kita lihat di Irak, dan sebenarnya bukan seperti itu yang dibutuhkan," tambah Cotton.

Cotton mengatakan sebuah serangan militer dapat meniru pemboman udara oleh AS terhadap fasilitas Irak seperti yang diperintahkan Presiden Bill Clinton tahun 1990-an, dan menurut senator itu, hal ini hanya akan berlangsung "beberapa hari."

Juru bicara Pentagon menolak memberi komentar kepada VOA terkait pernyataan senator Cotton, tapi para pejabat AS meragukan kemampuan serangan udara tunggal untuk menghentikan kemampuan nuklir Iran.

Lainnya memperingatkan risiko serius akibat pemboman Iran. George Perkovich, adalah seorang ahli nonproliferasi nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, dan dia mengatakan:

"Pertanyaan yang harus ditanyakan pada diri sendiri adalah: berapa lama serangan militer itu akan dapat membendung program nuklir Iran, dan kondisinya seperti apa? Banyak orang yang memandang hal itu akan menghentikan sementara kemampuan nuklir Iran, tetapi program itu akan diteruskan dibelakang layar," ujarnya.

Sebuah jajak pendapat baru menunjukkan lebih banyak pemilih partai Republik yang mendukung kerangka kesepakatan nuklir Iran dibanding penentangnya, dan sekitar 40 persen masih ragu-ragu. Lima puluh persen pemilih partai Demokrat mendukung kesepakatan itu, dan hampir 40 persen Demokrat ragu-ragu.