Swedia Batalkan Perjanjian Senjata, Saudi Tarik Dubes dari Swedia

Arab Saudi mencegah Menlu Swedia Margot Wallstrom berbicara mengenai hak-hak perempuan, pada KTT pemimpin-pemimpin Arab di Kairo (foto: dok).

Sengketa diplomatik kedua negara tersebut dipicu oleh kecaman Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom terhadap catatan HAM Arab Saudi.

Swedia membatalkan perjanjian senjata yang telah berlaku puluhan tahun dan bernilai jutaan dolar dengan Arab Saudi, dalam suatu sengketa diplomatik yang dipicu oleh kecaman Swedia terhadap catatan HAM Arab Saudi. Sebagai tanggapan, Arab Saudi menarik duta besarnya dari Swedia..

Pertengkaran antara Swedia dan Arab Saudi dipicu hari Senin (9/3) ketika Arab Saudi mencegah Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom berbicara mengenai hak-hak perempuan, pada konferensi tingkat tinggi pemimpin-pemimpin Arab di Kairo.

Delegasi Saudi berkeberatan atas kecaman Wallstrom terkait perlakuan keras tahun 2004 terhadap penulis blog dan aktivis Arab Saudi , Raef Badawi.

Ia dihukum cambuk seribu kali, yang dilaksanakan dalam jangka waktu 20 minggu tahun ini, dan ia telah menerima hukuman pertamanya sebanyak 50 kali cambukan pada bulan Januari. Hukuman berikutnya ditunda beberapa kali, sebagian disebabkan tekanan internasional.

Menteri-menteri Luar Negeri Arab, bergabung bersama Arab Saudi dalam mengungkapkan kejengkelannya kepada Wallstrom, dengan mengatakan bahwa kritikan-kritikannya “tidak sesuai dengan fakta bahwa UUD kerajaan Arab Saudi didasarkan pada hukum Islam”.

“Hukum Islam telah menjamin HAM dan melestarikan nyawa, hak milik, kehormatan dan martabat orang. Menteri-menteri itu menganggap komentar-komentar Wallstrom “tidak bertanggungjawab dan tidak bisa diterima”, kata pernyataan itu.

Keretakan itu muncul sewaktu perhatian terpusat pada negara-negara Teluk dan apa yang dilihat oleh banyak pengecam sebagai kritik peran mereka dalam memberikan landasan ideologi bagi kaum jihad seperti kelompok militan ISIS.

Sebuah kelompok HAM Amerika menerbitkan laporan Rabu (11/3), menuduh Arab Saudi menyediakan hak-hak istimewa kepada ustad-ustad yang mengkhotbahkan kebencian terhadap agama-agama lain, termasuk Kristen, Syiah dan Yahudi. Penulis laporan itu mengatakan, hasutan semacam itu memperkuat narasi teror yang dipromosikan oleh kelompok ISIS dan juga pejuang-pejuang ISIS yang memenggal dan memperbudak tawanan mereka yang beragama minoritas di Suriah dan Irak.

Human Rights First, sebuah kelompok nirlaba yang berkantor di New York, menuduh Arab Saudi mengajarkan bahwa kaum homoseksual dan mereka yang pindah dari agama Islam, harus dibunuh. Orang-orang Yahudi digambarkan mempunyai watak licik, dan orang-orang Kristen melaksanakan perang salib modern terhadap Islam.

Pengaruh pendidikan Arab Saudi bergema di luar Arab Saudi. Buku acuan agama Wahhabi dari kerajaan sering digunakan dalam institusi-institusi yang didanai Arab Saudi di seluruh dunia: sekitar 120 pusat Islam, 1.500 masjid, 202 perguruan tinggi dan hampir 2.000 sekolah agama.