Seorang Perempuan Kehilangan 22 Kerabat Saat Tanah Longsor di Guatemala

Orang-orang berjalan di sekitar jalan yang terhalang oleh tanah longsor di San Cristobal Verapaz, 7 November 2020, setelah Badai Eta. (Foto: AP)

Petugas penyelamat, Sabtu (7/11) menembus jalan berbahaya yang terkubur dalam lumpur dan puing-puing untuk mencapai desa di pegunungan terpencil di Guatemala. Peristiwa itu menewaskan dan menyebabkan hilangnya puluhan orang di seluruh Amerika Tengah dan Meksiko selatan.

Hujan deras akibat badai Eta menumbangkan pepohonan, dan merubuhkan bagian lereng gunung di atas desa Queja di wilayah Guatemala tengah Alta Verapaz. Akibatnya puluhan orang terkubur di rumah mereka.

Hujan deras masih memicu terjadinya longsor di Queja.

Gloria Cac, seorang anggota suku Poqomchiʼ dan penduduk Queja, mengatakan 22 anggota keluarga hilang setelah gunung itu runtuh ke desa.

“Semua keluarganya hilang, dia satu-satunya yang selamat. Ayah, ibu, saudara kandung, paman dan bibinya, kakek-nenek, mereka semua sudah pergi. Dua puluh dua anggota keluarga dan hanya dia yang masih hidup,” kata Cac yang tampak putus asa, menggendong seorang anak kecil di pelukannya, melalui seorang penerjemah dalam rekaman video.

Francisco Muz, pensiunan jenderal yang membantu upaya penyelamatan, mengatakan tanah longsor belum berhenti karena hujan yang terus turun di pegunungan.

“Di titik nol ada kenyataan yang mengerikan ... tragedi nasional ini berpusat di San Cristobal Verapaz, di desa Queja,” kata Muz. [ah]