Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tampaknya mendukung para separatis itu dan menyebut gencatan senjata Ukraina sebagai “ultimatum.”
Separatis pro-Rusia menolak gencatan senjata sepihak Ukraina sehingga memperpanjang konflik di bagian timur negara itu yang telah menewaskan ratusan orang.
Dinas pengamanan perbatasan Ukraina mengatakan pemberontak menyerang salah satu pos keamanan mereka di kawasan Donetsk Jumat malam (20/6), beberapa jam setelah Presiden Petro Poroshenko memerintahkan gencatan senjata itu. Setidaknya tiga tentara cedera.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tampaknya mendukung para separatis itu dan menyebut gencatan senjata Ukraina sebagai “ultimatum.” Berbicara Sabtu di Arab Saudi, ia mengatakan Rusia prihatin dengan aktivitas militer Ukraina.
Presiden Poroshenko memerintahkan gencatan senjata itu Jumat dan mendesak pemberontak agar juga meletakkan senjata. Tapi ia mengatakan itu tidak berarti pasukan Ukraina tidak akan membalas jika diserang.
Sementara itu pemerintah Ukraina juga khawatir karena Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan tentara di Rusia tengah agar “siap tempur” untuk latihan mendadak. Para pejabat Rusia mengatakan sekitar 65.000 tentara akan ikut latihan-latihan itu.
Dinas pengamanan perbatasan Ukraina mengatakan pemberontak menyerang salah satu pos keamanan mereka di kawasan Donetsk Jumat malam (20/6), beberapa jam setelah Presiden Petro Poroshenko memerintahkan gencatan senjata itu. Setidaknya tiga tentara cedera.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tampaknya mendukung para separatis itu dan menyebut gencatan senjata Ukraina sebagai “ultimatum.” Berbicara Sabtu di Arab Saudi, ia mengatakan Rusia prihatin dengan aktivitas militer Ukraina.
Presiden Poroshenko memerintahkan gencatan senjata itu Jumat dan mendesak pemberontak agar juga meletakkan senjata. Tapi ia mengatakan itu tidak berarti pasukan Ukraina tidak akan membalas jika diserang.
Sementara itu pemerintah Ukraina juga khawatir karena Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan tentara di Rusia tengah agar “siap tempur” untuk latihan mendadak. Para pejabat Rusia mengatakan sekitar 65.000 tentara akan ikut latihan-latihan itu.