Seperti Manusia, Ternyata Gorilla Juga Mampu Berbuat Curang

ARSIP – Gorilla dataran rendah dari bagian barat memakan es krim di kandangnya di Kebun Binatang Praha, Republik Czech, 6 Agustus 2018 (foto: Reuters/David W. Cerny)

Gorila di kebun binatang di Inggris telah menunjukkan perilaku yang mirip perbuatan manusia saat mencoba untuk memecahkan teka-teki: yaitu berbuat curang.

Sekelompok gorila diberi teka-teki yang dipasang di dinding yang mengharuskan hewan tersebut untuk mendorong sebutir kacang melewati serangkaian rintangan dengan mencoblos sebuah batang yang diberikan kepada hewan tersebut lewat berbagai lubang. Pada akhirnya, kacang tersebut mencapai dasar alat tersebut dan jatuh keluar.

Namun ada sebagian gorila yang mampu mencari cara yang lebih sederhana untuk mengambil kacang tersebut.

“Kami telah melihat sendiri berbagai perbuatan curang dimana mereka menempelkan bibirnya terhadap alat tersebut dan mencoba menghisap kacang itu keluar, dimana sebenarnya alat tersebut tidak dimaksudkan untuk digunakan dengan cara demikian. ujar Dr. Fay Clark dari Kebun Binatang Bristol kepada Reuters.

“Namun, perilaku ini baru saja memperlihatkan keluwesan mereka. Mereka mampu menciptakan strategi pemecahan yang baru untuk dapat mengambil kacang yang ditempatkan di dalam alat tersebut,” kata Dr. Clark menambahkan.

“Mereka memiliki kemampuan yang menakjubkan untuk memecahkan masalah dan kemungkinan belum pernah disaksikan sebelumnya,” tambah Fay.

Selain itu, gorila yang berasal dari dataran rendah sebelah barat yang terancam punah, yang diperkenalkan dengan purwarupa alat ini di awal tahun, menunjukkan kalau mereka menikmati permainan tersebut. Mereka berulangkali kembali memainkan permainan tersebut, bahkan setelah kacang di dalamnya sudah habis, ujar para ilmuwan.

Para pakar dari the University of Bristol dan Bristol Zoological Society mengembangkan “Laboratorium Permainan untuk Gorila” untuk mendorong kemampuan kognitif dan pemecahan teka-teki. Purwarupa dari alat ini harus cukup kuat untuk dapat menahan gorila yang frustrasi, yang kekuatannya dapat tujuh kali lebih besar dibandingkan manusia. Selain itu permainan tersebut harus cukup menarik agar mereka mau memainkannya lagi dan lagi.

Setiap modul dari permainan itu “dapat dicabut, jadi kita dapat menyingkirkan modul yang ada, merancang ulang modul tersebut dan meletakkan modul tambahan atau menubah struktur sebenarnya. Jadi ada alur teka-teki yang tidak ada habisnya, baru, dan inovatif untuk dipecahkan oleh para gorila tersebut,” ujar Dr. Stuart Gray dari the University of Bristol.

Meskipun tujuan utama dari proyek ini adalah untuk menciptakan sebuah “kondisi psikologis yang positif yang dapat menimbulkan kesenangan dan kepuasan,” para peneliti telah merancang model-model yang lebih sulit yang memungkinkan para penjaga kebun binatang untuk memahami kondisi mental dan fisik dari hewan-hewan tersebut.

“Hal-hal seperti indra penglihatan, pendengaran, dan fungsi-fungsi kognitif lainnya – kesemua ini dapat diukur lebih lanjut,” ujar Gray. [ww/ft]