PBB hari Jumat (20/12) mengatakan sedikitnya 11 warga sipil dan dua anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNMISS) tewas dalam serangan hari Kamis di Sudan Selatan.
PBB hari Jumat (20/12) mengatakan sedikitnya 11 warga sipil dan dua anggota pasukan penjaga perdamaian tewas dalam serangan hari Kamis terahdap sebuah pangkalan PBB di Sudan Selatan, jumlah korban sipil lebih kecil dibanding yang dilaporkan semula.
Misi PBB di Sudan Selatan – UNMISS – mengumumkan jumlah korban tewas hari Jum’at, merevisi jumlah sebelumnya yang disampaikan pejabat-pejabat PBB di New York bahwa 20 orang tewas dalam serangan di Akobo. Helikopter-helikopter PBB hari Jum’at terbang di atas kota itu untuk mengevakuasi mereka yang selamat dan mengevaluasi situasi tersebut.
UNMISS mengatakan aksi kekerasan pecah setelah sekitar dua ribu pemuda bersenjata yang diyakini berasal dari etnis Nuer, mengelilingi pangkalan tersebut dan melepaskan tembakan. PBB mengatakan serangan itu tampaknya ditujukan kepada anggota-anggota kelompok etnis Dinka yang mengungsi di kompleks PBB itu. Pasukan penjaga perdamaian mengatakan mereka berupaya berunding dengan para penyerang tetapi justru “diserang terus menerus”.
Utusan Khusus PBB Untuk Sudan Selatan Hilde Johnson mengatakan insiden di Akobo itu adalah “tindakan kriminal dan mereka yang bertanggungjawab harus diadili”.
Sekitar 35 ribu warga sipil diyakini telah mengungsi di pangkalan-pangkalan PBB di Sudan Selatan sejak kerusuhan pecah pekan ini,
Presiden Dewan Keamanan PBB Gerard Araud hari Jum’at mengatakan pemuda-pemuda bersejata juga berkumpul di sekitar sebuah kamp di kota Bor, di mana 14 ribu warga sipil mengungsi.
Sebuah pernyataan Dewan Keamanan PBB juga melaporkan serangan-serangan terhadap beberapa instalasi minyak di Sudan Selatan, yang menelan “korban jiwa yang besar”.
Misi PBB di Sudan Selatan – UNMISS – mengumumkan jumlah korban tewas hari Jum’at, merevisi jumlah sebelumnya yang disampaikan pejabat-pejabat PBB di New York bahwa 20 orang tewas dalam serangan di Akobo. Helikopter-helikopter PBB hari Jum’at terbang di atas kota itu untuk mengevakuasi mereka yang selamat dan mengevaluasi situasi tersebut.
UNMISS mengatakan aksi kekerasan pecah setelah sekitar dua ribu pemuda bersenjata yang diyakini berasal dari etnis Nuer, mengelilingi pangkalan tersebut dan melepaskan tembakan. PBB mengatakan serangan itu tampaknya ditujukan kepada anggota-anggota kelompok etnis Dinka yang mengungsi di kompleks PBB itu. Pasukan penjaga perdamaian mengatakan mereka berupaya berunding dengan para penyerang tetapi justru “diserang terus menerus”.
Utusan Khusus PBB Untuk Sudan Selatan Hilde Johnson mengatakan insiden di Akobo itu adalah “tindakan kriminal dan mereka yang bertanggungjawab harus diadili”.
Sekitar 35 ribu warga sipil diyakini telah mengungsi di pangkalan-pangkalan PBB di Sudan Selatan sejak kerusuhan pecah pekan ini,
Presiden Dewan Keamanan PBB Gerard Araud hari Jum’at mengatakan pemuda-pemuda bersejata juga berkumpul di sekitar sebuah kamp di kota Bor, di mana 14 ribu warga sipil mengungsi.
Sebuah pernyataan Dewan Keamanan PBB juga melaporkan serangan-serangan terhadap beberapa instalasi minyak di Sudan Selatan, yang menelan “korban jiwa yang besar”.