Sedikitnya 31 orang tewas dan 40 lainnya terluka akibat serangan bom di dekat sebuah TPS di Pakistan Baratdaya, Rabu (25/7), hanya beberapa jam setelah jutaan orang memberikan suara mereka pada pemilu parlemen.
Seorang pejabat tinggi kepolisian mengatakan kepada VOA, pembom bunuh diri dengan menggunakan sepeda motor meledakkan dirinya di luar sebuah TPS di Quetta. Mereka yang menjadi korban termasuk sejumlah pemilih, polisi dan aktivis partai politik.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan Rabu itu. Quetta adalah ibukota propinsi Baluchistan, di mana, sebelumnya bulan ini, 149 orang tewas dalam kampanye pemilu.
Pemilu Rabu (25/7) mengakhiri masa kampanye pemilu yang sengit dan diwarnai kekerasan. Militer yang berpengaruh di negara itu bahkan dituduh ikut campur dalam proses demokrasi itu.
Pemilu itu sendiri kini telah menjadi persaingan yang meruncing antara mantan PM Nawaz Sharif beserta partainya yan berkuasa, Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) dan Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI)), yang dipimpin mantan bintang kriket Imran Khan, yang berjanji akan menghapus korupsi dan menciptakan sebuah negara Islam yang makmur.
PML-N menuduh militer membantu Khandan PTI memenangkan pemilu – sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh Khan dan militer. Militer telah memerintah negara berpenduduk lebih dari 200 juta orang, yang umumnya Muslim itu, lebih dari setengah masa berdirinya Pakistan. [ab/uh]