Pihak berwenang Taliban di Afghanistan mengatakan pada hari Selasa (30/4) bahwa serangan pada malam sebelumnya terhadap sebuah masjid Syiah di wilayah barat yang berbatasan dengan Iran telah menewaskan sedikitnya enam orang, termasuk seorang anak.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri melaporkan bahwa “orang bersenjata tak dikenal” menyerbu masjid di distrik Guzara di provinsi Herat dan menembaki jamaah sebelum melarikan diri.
“Enam warga sipil menjadi martir, dan satu orang terluka,” kata Abdul Mateen Qani di platform media sosial X.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas penembakan mematikan itu, lapor kantor berita Reuters pada Selasa malam, mengutip akun Telegram kelompok tersebut.
Kelompok ekstremis Sunni itu mengaku bertanggung jawab atas perencanaan hampir semua serangan baru-baru ini terhadap masjid-masjid Syiah, rumah sakit, dan pertemuan publik di negara tersebut.
BACA JUGA: Pakistan dan Iran: Kelompok Teror Afghanistan ‘Ancaman Serius’ Keamanan GlobalHassan Kazemi Ghomi, duta besar Iran di Kabul, mengutuk serangan pada hari Senin itu, dan menyebut IS-K (ISIS Khorasan) sebagai “ancaman eksternal bersama” bagi negara dan kawasan secara keseluruhan.
“Kami menganggap Afghanistan sebagai mitra kami dalam memerangi terorisme, dan kerja sama di bidang ini akan menjadi prioritas utama,” tulis Ghomi, yang juga merupakan utusan khusus presiden untuk Afghanistan, di X.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan, atau UNAMA, mengecam penembakan di masjid tersebut.
“Investigasi dan akuntabilitas terhadap pelaku serta langkah-langkah perlindungan bagi komunitas Syiah Afghanistan sangat dibutuhkan,” kata UNAMA di X.
IS-K juga secara rutin melakukan serangan bom mematikan terhadap para pemimpin dan ulama terkemuka yang terkait dengan penguasa Taliban.
Kekerasan telah meningkat sejak pemberontak Taliban merebut kembali kekuasaan pada tahun 2021 ketika Amerika Serikat dan NATO menarik pasukan dari Afghanistan setelah 20 tahun berperang melawan Taliban. [lt/rs]