Perusahaan pelayaran Maersk dari Denmark mengatakan pekan ini, pihaknya terus menghentikan semua pengiriman kargo melalui Laut Merah, menyusul serangan akhir pekan terhadap salah satu kapalnya.
Militan Houthi yang didukung Iran di Yaman, meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak November untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kelompok militan Islam Hamas Palestina yang berperang dengan Israel di Gaza.
Pemberontak Houthi Yaman melancarkan hampir dua lusin serangan terhadap kapal komersial itu sejak pertengahan November. Para militan mengaku bahwa pihaknya menarget kapal-kapal yang terkait dengan Israel, untuk mendukung warga Palestina di Gaza, meskipun sebagian kapal yang tidak terkait dengan Israel juga diserang.
BACA JUGA: Dewan Keamanan PBB akan Lakukan Pembicaraan Darurat Soal Serangan Houthi di Laut MerahPerusahaan-perusahaan pelayaran semakin banyak melakukan pengalihan rute dari Laut Merah dan Terusan Suez untuk menghindari bahaya.
Michelle Wiese Bockmann dari Lloyd's List Intelligence mengatakan, “Perdagangan turun sekitar sepertiganya. Namun sebagian besar adalah kapal petikemas. Barang-barang itu bernilai tinggi yang dikirim dari Asia hingga Eropa. Fakta bahwa jalur peti kemas tidak transit, menunjukkan bahwa mereka kurang percaya pada kemampuan koalisi pimpinan AS untuk membuat jalur lalu lintas itu lebih aman.”
Sebaliknya, banyak kapal berlayar mengitari ujung selatan Afrika – jalur yang jauh lebih lama. Biaya pengiriman dari Asia ke Eropa Utara meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir.
Bulan lalu, Amerika Serikat meluncurkan Operation Prosperity Guardian, sebuah pasukan keamanan maritim internasional yang bertujuan melawan serangan Houthi. [ps/jm]