Militer Israel tidak segera mengomentari serangan-serangan itu. Serangan tersebut terjadi beberapa hari setelah Israel dan Hizbullah menyetujui gencatan senjata, yang menghentikan pertempuran yang telah berlangsung selama 14 bulan menyusul serangan sekutu Hizbullah, Hamas, terhadap Israel.
Dalam serangan itu, Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya. Masih ada sekitar 100 sandera yang ditahan di Jalur Gaza, dan sekitar sepertiganya diyakini tewas.
Para pejabat Israel, Senin (2/12) mengumumkan, Omer Neutra, seorang tentara Amerika keturunan Israel yang diduga ditangkap dalam serangan 7 Oktober 2023, kini diyakini tewas dalam serangan itu.
Militer Israel tidak merinci informasi baru yang mungkin dimilikinya untuk mengambil keputusan baru. Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa negaranya berduka atas keluarga Neutra.
“Kita harus memenuhi perintah pokok: mengembalikan Omer, dan semua laki-laki dan perempuan yang diculik, yang masih hidup ke keluarga mereka, dan bagi mereka yang tewas dan dibunuh agar dikuburkan,” kata Herzog.
Dalam serangan balasannya di Gaza, Israel membunuh lebih dari 44.000 warga Palestina, lebih dari setengahnya perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak menyebutkan berapa banyak korban tewas yang merupakan kombatan. Israel, tanpa memberi bukti mengatakan, pihaknya telah membunuh lebih dari 17.000 militan.
Seorang pejabat tinggi keamanan nasional Amerika mengatakan hari Minggu, kini gencatan senjata di Gaza “mungkin terjadi” setelah gencatan senjata tercapai di Lebanon.
Amerika Serikat dan para perunding lain “mungkin berpeluang” untuk mengakhiri pertempuran yang sudah berlangsung selama 14 bulan di Gaza, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan dalam acara “State of the Union” di CNN. Namun ia menolak memberikan prediksi, “karena kita sudah hampir mencapai tujuan itu sebelumnya."
Pada hari Minggu, Herzog mengatakan “Ada perundingan berlangsung di balik layar, dan hal itu bisa dilakukan.” [ps/ab]