Ribuan pengungsi Suriah termasuk di antara mereka yang melarikan diri dari kekerasan di Lebanon yang semakin meningkat antara Israel dan kelompok militan Hizbullah.
Dengan sebagian besar kekerasan terjadi di wilayah Lebanon selatan, ribuan warga sipil mencari perlindungan di tempat lain di negara Timur Tengah yang kecil itu.
Mustafa Rashid, seorang pengungsi Suriah yang tinggal di Lebanon selatan, mengatakan keluarganya dan tiga keluarga Suriah lainnya terdampar di sebuah rumah saat mereka dengan cemas menunggu jalan keluar.
"Semua orang berusaha pergi. Kami berusaha mencapai Beirut," katanya kepada VOA melalui aplikasi perpesanan.
BACA JUGA: Netanyahu: Israel Tak akan Berhenti Serang Hizbullah Hingga Seluruh Tujuan TercapaiDi ibu kota, Beirut, banyak gereja dan sekolah dengan cepat diubah menjadi tempat penampungan sementara untuk menerima ribuan orang dari Lebanon selatan, termasuk di antaranya adalah ratusan keluarga asal Suriah.
Nihad, seorang pendeta di sebuah gereja evangelis di dekat Beirut yang hanya memberikan nama depannya demi alasan keamanan, mengatakan gerejanya sendiri telah menerima sekitar 150 keluarga Suriah yang melarikan diri.
“Sebagian dari mereka ditampung di gereja ini, sementara yang lain dibawa ke beberapa keluarga Suriah yang tinggal di sekitar sini,” katanya kepada VOA pada hari Kamis (26/9) dalam sebuah wawancara melalui telepon.
Pendeta itu mengatakan pihak gereja kewalahan dengan masuknya orang-orang yang mengungsi, karena hanya menerima sumbangan keuangan yang terbatas dari kelompok bantuan lokal dan seorang warga negara Amerika Serikat.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Lebanon menampung sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah yang telah berada di sana sejak awal konflik Suriah pada tahun 2011. [my/jm]