Helikopter-helikopter Aljazair menyerang ketika para militan berusaha kabur dari kompleks eksplorasi gas alam dengan sejumlah sandera mereka.
Seorang pejabat Aljazair telah mengkonfirmasi beberapa orang yang disandera oleh militan terkait al-Qaida di sebuah pangkalan gas terpencil hari Kamis tewas, sementara upaya membebaskan mereka yang disandera terus berlanjut.
Dalam komentar pertama oleh pemerintah Aljazair sejak krisis penyanderaan itu mulai hari Rabu, Menteri Komunikasi Mohamed Said mengatakan “sejumlah besar teroris telah dinetralisir” dalam serangan oleh pasukan Aljazair di fasilitas gas itu di Amenas, Aljazair.
Namun, menteri itu mengatakan di antara para sandera itu beberapa tewas. Dia juga mengatakan militer Aljazair terpaksa bertindak karena pendirian garis keras pihak penculik itu.
Sebelumnya, sebuah kantor berita di Mauritania, mengutip seorang juru bicara militan yang mengatakan 34 sandera dan 15 pelaku penculikan tewas di lokasi itu. Laporan itu menyatakan helikopter-helikopter Aljazair menyerang selagi para militan itu hendak memindahkan para sandera. Tetapi laporan itu belum dikonfirmasi secara independen.
Kantor berita Aljazair yang mengutip sumber-sumber setempat mengatakan pihak militer telah membebaskan empat warga asing. Laporan-laporan awal menyatakan sandera yang dibebaskan tersebut adalah seorang warga Kenya, seorang warga Perancis, dan dua warga Inggris.
Pihak militan hari Rabu menyandera sejumlah orang di fasilitas itu, termasuk warga asing, dalam apa yang mereka sebut sebagai pembalasan atas aksi militer Perancis di Mali, negara tetangga.
Beberapa warga Amerika diyakini termasuk di antara para sandera itu. Juru bicara Gedung Putih Jay Carney hari Kamis mengatakan Amerika mengamati situasi itu dengan seksama.
Presiden Perancis Francois Hollande telah mengkonfirmasi warga Perancis termasuk di antara para sandera dan menyatakan keyakinan atas cara pihak berwenang Aljazair menangani situasi itu. Tetapi Jepang, yang beberapa warganya juga berada di lokasi itu, telah minta pemerintah Aljazair agar segera menghentikan operasi militernya, dengan alasan hal itu berbahaya bagi para sandera.
Hari Kamis, Departemen Pertahanan Amerika mengatakan pihaknya siap melakukan intervensi jika Aljazair minta bantuan. Seorang pejabat pertahanan mengatakan Pentagon tidak menyangkal laporan-laporan bahwa Amerika mengirim pesawat tanpa awak ke Aljazair.
Dalam komentar pertama oleh pemerintah Aljazair sejak krisis penyanderaan itu mulai hari Rabu, Menteri Komunikasi Mohamed Said mengatakan “sejumlah besar teroris telah dinetralisir” dalam serangan oleh pasukan Aljazair di fasilitas gas itu di Amenas, Aljazair.
Namun, menteri itu mengatakan di antara para sandera itu beberapa tewas. Dia juga mengatakan militer Aljazair terpaksa bertindak karena pendirian garis keras pihak penculik itu.
Sebelumnya, sebuah kantor berita di Mauritania, mengutip seorang juru bicara militan yang mengatakan 34 sandera dan 15 pelaku penculikan tewas di lokasi itu. Laporan itu menyatakan helikopter-helikopter Aljazair menyerang selagi para militan itu hendak memindahkan para sandera. Tetapi laporan itu belum dikonfirmasi secara independen.
Kantor berita Aljazair yang mengutip sumber-sumber setempat mengatakan pihak militer telah membebaskan empat warga asing. Laporan-laporan awal menyatakan sandera yang dibebaskan tersebut adalah seorang warga Kenya, seorang warga Perancis, dan dua warga Inggris.
Pihak militan hari Rabu menyandera sejumlah orang di fasilitas itu, termasuk warga asing, dalam apa yang mereka sebut sebagai pembalasan atas aksi militer Perancis di Mali, negara tetangga.
Beberapa warga Amerika diyakini termasuk di antara para sandera itu. Juru bicara Gedung Putih Jay Carney hari Kamis mengatakan Amerika mengamati situasi itu dengan seksama.
Presiden Perancis Francois Hollande telah mengkonfirmasi warga Perancis termasuk di antara para sandera dan menyatakan keyakinan atas cara pihak berwenang Aljazair menangani situasi itu. Tetapi Jepang, yang beberapa warganya juga berada di lokasi itu, telah minta pemerintah Aljazair agar segera menghentikan operasi militernya, dengan alasan hal itu berbahaya bagi para sandera.
Hari Kamis, Departemen Pertahanan Amerika mengatakan pihaknya siap melakukan intervensi jika Aljazair minta bantuan. Seorang pejabat pertahanan mengatakan Pentagon tidak menyangkal laporan-laporan bahwa Amerika mengirim pesawat tanpa awak ke Aljazair.